Jakarta, CNN Indonesia -- China akan tetap membatasi jumlah anak hingga 30 tahun ke depan dan tidak khawatir akan populasi yang kian menua yang berimbas pada jumlah pekerja di negara itu.
Hal ini disampaikan oleh wakil menteri Komisi keluarga Berencana dan Kesehatan Nasional, Wang Pei'an, Senin (11/1), untuk menjawab kekhawatiran dampak kebijakan China yang membatasi jumlah anak dalam sebuah keluarga.
Sebelumnya tahun lalu, China mengubah kebijakan satu anak mereka menjadi dua anak. Artinya, keluarga di China kini boleh memiliki dua anak, namun jika lebih dari itu akan didenda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pengamat mengatakan kebijakan itu terlambat karena kebanyakan pasangan sudah terbiasa dengan kebijakan satu anak dan enggan memiliki keturunan lebih banyak.
Populasi China diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2050 hingga berjumlah 1,45 miliar orang, saat satu dari tiga orang berusia lebih dari 60 tahun. Populasi usia pekerja dewasa yang menopang perekonomian diperkirakan akan timpang.
Namun Wang mengatakan, kebijakan keluarga berencana China saat ini sudah tepat dan tidak akan diubah hingga puluhan tahun ke depan.
"Rencana ini akan bertahan untuk jangka panjang, setidaknya 20-30 tahun. Seiring waktu, dengan perubahan demografi dan situasi perkembangan sosial-ekonomi, kami akan mengadopsi kebijakan populasi yang berbeda," ujar Wang dalam konferensi pers, seperti dikutip
Reuters.
Ditanya soal kebijakan dua-anak yang dianggap tidak bisa mencegah krisis demografi China, Wang mengatakan bahwa hal itu adalah trend perkembangan sosial yang tidak bisa dihindari.
Menurut Wang, masalah utama di China bukanlah soal menambah jumlah pekerja tapi "bagaimana meningkatkan kualitas pekerja."
Wang mengatakan ketimpangan demografi terjadi antara masyarakat daerah miskin dengan tingkat kesuburan tinggi dengan warga perkotaan yang enggan punya anak banyak.
China telah menerapkan kebijakan satu anak sejak akhir 1970-an yntuk mencegah ledakan populasi. Kebijakan ini diubah di akhir 2015 karena dianggap membahayakan pasar kerja dengan sedikitnya jumlah warga usia muda produktif.
Dengan menerapkan kebijakan dua-anak, jumlah pekerja China bisa meningkat lebih dari 30 juta pada tahun 2050 dan populasi tua akan berkurang hingga 2 persen pada 2030, seperti yang dijabarkan oleh Wang.