Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim Rusia telah menciptakan obat yang paling ampuh untuk mengatasi Ebola. Klaim Putin ini membuat kaget sekaligus keraguan para ahli farmasi di seluruh dunia.
Seperti diberitakan ABC News, Rabu (14/1), Putin dalam rapat pemerintah mengatakan bahwa Rusia telah mendaftarkan paten obat baru untuk Ebola yang hingga saat ini belum ada vaksinnya.
"Kami punya kabar bagus. Kami telah mendaftarkan obat untuk Ebola, yang setelah melalui beberapa pengujian, terbukti efektivitasnya yang sangat tinggi, lebih tinggi dari yang digunakan saat ini di dunia," kata Putin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun para ahli farmasi meragukan klaim Putin tersebut. Ira Longini, professor penyakit menular di Universitas Floria yang membantu pengembangan vaksi Ebola mengatakan klaim Putin tidak masuk akal.
Menurut Longini, Rusia baru memasuki tahap satu pengujian obat Ebola. Di tahap ini akan ditentukan apakah pengujian akan dilakukan atau tidak, ditandai dengan beberapa keberhasilan, namun tidak bisa menunjukkan kemanjuran obat. Tahap satu berupa pengujian terhadap beberapa orang.
"Anda tidak bisa membicarakan efektivitas obat di tahap ini," kata Longini.
Longini terlibat dalam uji klinis vaksin Ebola tahun lalu bersama dengan perusahaan farmasi Merck dan WHO, bekerja sama dengan beberapa organisasi internasional, salah satunya Dokter Lintas Batas, dan pemerintah Kanada serta Norwegia.
Obat yang dikembang tim Longini adalah yang paling sukses saat dan telah melalui tahap tiga dari uji klinis, yaitu pengujian terhadap sekelompok orang. Rencananya obat ini akan diproduksi massal oleh WHO.
"Tanpa melalui tahap tiga, Anda tidak bisa membuat pernyataan soal keberhasilan vaksin," ujar Longini.
Wabah Ebola tersebar di Afrika mulai daru Guinea hingga Liberia dan Sierra Leone mulai Desember 2013. Epidemi ini menewaskan 11 ribu orang di tiga negara tersebut, sebanyak 28 ribu terinfeksi virus. WHO saat ini telah menyatakan beberapa negara itu bebas Ebola.
(ama)