Mantan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra muncul di pengadilan atas tuduhan korupsi. Pendukung Yingluck menilai tuduhan ini merupakan taktik pemerintah junta militer untuk membatasai pengaruh dirinya dan keluarganya.
Yingluck, yang pemerintahnya digulingkan dalam kudeta pada 2014 lalu, merupakan adik dari mantan perdana menteri populis Thaksin Shinawatra yang juga digulingkan pada 2006 lalu. Meskipun kini Thaksin tinggal di pengasingan, dia tetap menjadi pusat terbelahnya politik Thailand.
Tuduhan yang dihadapi Yingluck di pengadilan Mahkamah Agung berasal dari skema subsidi beras, yang merupakan program unggulannya dan mengantarkannya ke kursi kepemimpinan pada 2011 lalu. Namun, para pakar menilai program itu memakan biaya hingga miliaran dolar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Januari 2015, legistatif Thailand yang ditunjuk junta militer menyatakan Yingluck bersalah atas ketidakmampuan mengatur skema subsidi beras, melarang Yingluck berperan dalam politik Thailand selama lima tahun.
Yingluck, yang membantah melakukan kesalahan, terancam hukuman penjara hingga satu dekade jika dia terbukti bersalah.
"Saya telah mempersiapkan diri. Saya yakin bahwa hari ini kita akan melakukan yang terbaik," kata Yingluck begitu tiba di gedung pengadilan, Jumat (15/1).
Para jaksa dalam kasus ini akan menghadirkan empat saksi. Sidang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun ini dengan pembacaan kesaksian dijadwalkan hingga November.
Pemerintah militer menilai bahwa skema subsidi beras penuh dengan korupsi dan membuat negara merugi hingga miliaran dolar dan memengaruhi harga beras global hingga Thailand tidak lagi menjadi eksportir gandum nomor satu ke India pada 2014.
Konflik politik di Thailand yang sudah berlangsung selama beberapa dekade secara luas mengadu elit royalis yang berbasis di Bangkok, yakni pejabat militer bersama peradilan, dengan kelompok Thaksin dan Yingluck yang mendapat dukungan besar di wilayah utara dan timur laut pedesaan.
Yingluck disambut oleh lebih dari 100 pendukung saat ia memasuki pengadilan.
"Perdana menteri rakyat. Anda harus berjuang," seru beberapa pendukungnya.
"Kami mencintaimu Yingluck!" teriak pendukungnya yang lain.
Di bawah skema subsidi beras, pemerintah membeli beras di atas harga pasar tapi mengalami kesulitan menjualnya, sehingga jutaan ton beras menggunung tak terjual.
Sejumlah beras tak terjual hingga membusuk karena sistem penyimpanan yang buruk. Tahun lalu, pemerintah mengatakan akan menjual sekitar 6 juta ton kepada sektor industri.
Yingluck membela skema beras tersebut, dan dalam surat yang dikirim kepada pemimpin junta Prayuth Chan-ocha pada November lalu, dia mengatakan bahwa jaksa agung memang sengaja membawa kasus ini melawan dirinya karena alasan politik.
Para pakar yang mengkritik skema beras menilai hal ini merupakan upaya untuk mengunci dukungan kepada keluarga Shinawatra yang sebagian besar berasal dari pedesaan. Namun, para pembayar pajak di kota yang menanggung akibatnya.