Jakarta, CNN Indonesia -- Pekan ini Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyerahkan langsung surat dari Presiden Joko Widodo untuk pemerintah Iran yang tengah bertikai dengan Arab Saudi. Pekan depan, giliran Saudi yang akan disambangi Retno.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Kamis (14/1), Retno menyampaikan surat dari Jokowi ke Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran pada Rabu (13/1).
Pekan depan, Senin (18/1), Menlu Retno akan bertemu dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud untuk menyampaikan surat yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Surat tersebut merupakan inisiatif Presiden untuk menyampaikan pandangan dan keprihatinan mengenai hubungan Saudi dan Iran serta menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk membantu memperbaiki hubungan tersebut bila kedua negara bersedia," ujar Arrmanatha.
Dalam kunjungan ke Teheran, kata Arrmanatha, Rouhani mengapresiasi upaya Indonesia dalam menanggapi memburuknya hubungan antara Saudi dan Iran.
"Presiden Iran sependapat bahwa
self restrain adalah cara paling baik untuk mencegah ekskalasi keadaan di Timur Tengah," kata Arrmanatha.
Arrmanatha lantas menjabarkan bahwa keadaan di Timur Tengah juga penting bagi Indonesia karena memiliki dampak langsung.
"Bayangkan, ada berapa orang Indonesia di Timur Tengah? Berapa orang setiap tahunnya pergi Umroh dan Haji? Kami sebagai negara Islam terbesar tentu memiliki kepentingan untuk membantu menyelesaikan masalah," tutur Arrmanatha.
Sebelumnya di Jakarta, Retno mengatakan urutan kunjungan ke Saudi dan Iran bukan cerminan negara mana yang paling didukung Indonesia, namun hanya masalah waktu.
"Indonesia adalah negara yang netral. Kita bersahabat kepada kedua negara tersebut. Jadi siapapun yang akan kita kunjungi [terlebih dahulu] itu adalah soal kecocokan waktu, dan tidak ada intensi apapun," tutur Retno, Selasa lalu.
Selain masalah ketegangan hubungan antara Riyadh dan Teheran, Retno bersama Rouhani juga membicarakan kerja sama perdagangan Iran dan Indonesia.
Hubungan diplomatik antara Riyadh dan Teheran putus menyusul eksekusi ulama Syiah, Nimr al Nimr, oleh Saudi atas tuduhan terorisme pada awal Januari lalu.
Saudi menilai Nimr sebagai seorang teroris. Namun, Iran menganggap Nimr sebagai kritikus yang vokal menyuarakan kesetaraan hak warga Syiah di tengah mayoritas Sunni di Saudi.
Eksekusi Nimr membuat warga Iran yang mayoritas Syiah geram dan menyerbu kantor kedutaan besar Saudi di Teheran. Usai insiden tersebut, Saudi memutus hubungan diplomatiknya dengan Iran, diikuti oleh beberapa negara Timur Tengah lain. Sementara itu, Iran juga telah menghentikan perdagangan dengan Saudi.
Untuk bertukar pikiran mengenai penanganan masalah di Timur Tengah ini, Retno juga dijadwalkan bertemu dengan Menlu Uni Emirat Arab, Abdullah bin Zayed Al Nahyan, di Abu Dhabi pada Kamis (14/1) waktu setempat.