Jakarta, CNN Indonesia -- Somalia mendapatkan komitmen bantuan dana sebesar US$50 juta dari Arab Saudi di hari yang sama setelah mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran.
Bantuan dana ini termaktub dalam sebuah dokumen kerja sama yang diperoleh
Reuters, Minggu (17/1). Dalam dokumen dipaparkan bahwa Kerajaan Saudi akan memberikan hibah dana sebesar US$20 juta dan US$30 juta lainnya untuk investasi di Somalia.
Pemerintah Somalia yang tidak membantah atau membenarkan ihwal bantuan itu mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara hibah dana dari Saudi dengan pemutusan hubungan dengan Iran. Kementerian Luar Negeri Saudi menolak mengomentari laporan
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para diplomat sumber
Reuters mengatakan bahwa Saudi menggunakan pengaruhnya untuk mendapatkan dukungan dalam ketegangan dengan Iran. Hubungan kedua negara tegang setelah Saudi mengeksekusi mati ulama Syiah Nimr al-Nimr atas tuduhan perlawanan terhadap pemerintah dan provokasi.
Setelah Saudi, beberapa negara Teluk lainnya mengumumkan pemutusan hubungan dengan Iran.
Somalia putus hubungan dengan Iran karena pemerintah Teheran dianggap mencampuri urusan dalam negeri dan mengancam keamanan nasional mereka. Pemerintah Mogadishu memberikan waktu 72 jam bagi diplomat Iran untuk angkat kaki dari negara itu.
Menteri Keuangan Somalia Mohamed Aden Ibrahim menolak mengomentari soal hibah namun mengatakan setiap bantuan dari Saudi tidak ada hubungannya dengan sikap mereka terhadap Iran.
"Hubungan kami dengan Arab Saudi telah terjalin lama dan bukan sesuatu yang baru," kata Ibrahim.
Hubungan Somalia dengan Saudi terjalin erat seiring pembangunan di tengah pemberontakan kelompok al-Shabaab yang menguasai sebagian negara tersebut. Namun pendonor terbesar bagi Somalia masih tetap dari negara Barat dan Turki.