-- Indonesia dihebohkan oleh kemunculan kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), yang menyebabkan sejumlah orang menghilang di Yogyakarta. Tak hanya di Indonesia, fenomena kemunculan nabi baru juga terjadi di sejumlah negara.
Dalam banyak kasus, penganut aliran semacam ini tunduk penuh kepada pemimpin gerakan. Banyak yang ikhlas meninggalkan keluarga, bahkan rela bunuh diri jika diperintah oleh pemimpin mereka.
Berikut adalah beberapa di antaranya yang pernah membuat kelimpungan pihak berwenang di tiap negara.
Di Jepang, pelatih yoga yang setengah buta, Shoko Asahara mengaku diri sebagai Kristus dan menyebut dirinya "domba Tuhan."
Asahara datang dari keluarga penenun tikar jerami yang miskin. Menderita penyakit yang membuatnya setengah buta sejak usia muda, Asahara mempelajari pengobatan akupuntur China, seperti penyandang tuna netra umumnya di Jepang. Asahara mempraktikan ilmunya dengan menjual ramuan tradisional tanpa lisensi.
Sejak tahun 1981, Asahara tertarik kepada sejumlah aliran keyakinan, termasuk astrologi dan Taoisme China, yoga, meditasi, Buddhisme dan Kristen esoterik. Menurut catatan sektenya, Asahara bahkan memperdalam keyakinannya dengan mempelajari Hindu dan Buddha di Himalaya dan bertemu Dalai Lama.
Asahara mendirikan Aum Shinrikyo pada 1987, yang teregistrasi di pemerintahan Jepang sebagai kelompok keagamaan. Asahara mengklaim bisa melayang dan memprediksi serangan nuklir. Sekte ini memiliki ribuan pengikut setia, sebagian besar merupakan siswa universitas papan atas Jepang. Doktrin Aum Shinrikyo didasarkan pada kitab suci Vajrayana, Alkitab dan sejumlah naskah keagaaman lainnya.
Pengikut sekte ini harus tunduk sepenuhnya kepada Ashara, termasuk melakukan ritual seperti meminum air bekas mandi Asahara untuk mendapatkan pencerahan.
Dia juga menggaungkan konspirasi hitam yang dia sebut dilakukan oleh Yahudi, Freemason, Belanda, keluarga Kerajaan Inggris, dan sejumlah sekte keagamaan lainnya di Jepang.
Asahara juga dapat memprediksi kiamat, Perang Dunia Ketiga dan serangan nuklir yang dia sebut "Armageddon."
Asahara menjadi fenomenal ketika sejumlah pengikut sektenya meluncurkan serangan gas sarin di stasiun bawah tanah Tokyo, menewaskan tujuh orang dan menyebabkan puluhan lainnya terluka parah pada 1994, menurut catatan CNN. Markas Aum, yang terletak di kaki gunung Fuji, kemudian digeledah, dan ditemukan tumpukan bahan kimia, seperti sarin dan sejumlah peralatan berteknologi tinggi lainnya.
Di pengadilan, Ashara tak pernah mengaku bersalah dan selalu meracau ketika dimintai keterangan. Ia dijatuhi hukuman mati pada 2004, namun eksekusinya ditunda pada 2012, karena masih banyak penangkapan terhadap pengikutnya.
Sementara di Amerika Serikat, salah satu sekte yang fenomenal adalah Heaven's Gate, atau Gerbang Surga. Sekte ini didirikan oleh mantan marsekal militer AS, Herff Applewhite, Jr. dan Bonnie Nettles, seorang suster yang tertarik dalam bidang ketuhanan dan kenabian Alkitab. Keduanya bertemu pada 1972, merasa mereka sudah saling mengenal sejak lama.
Nettles menilai pertemuannya dengan Applewhite sudah diramalkan dalam wahyu yang disampaikan oleh mahluk luar angkasa kepadanya. Keduanya pun menyimpulkan bahwa mereka saling mengenal di kehidupan sebelumnya.
Applewhite dan Nettles kemudian mempelajari Alkitab versi Raja James, yakni terjemahan bahasa Inggris dari Alkitab untuk Gereja Inggris. Mendalami Perjanjian Baru, keduanya mengaku memiliki tugas kenabian dan memiliki tingkat kepintaran melebihi orang lain.
Keduanya sering memakai nama alias, seperti "Bo dan Peep" atau "Do dan Ti." Keduanya juga meyakini bahwa mereka akan dibunuh dan kemudian hidup kembali di luar angkasa.
Gerbang Surga meyakini bahwa planet Bumi akan didaur ulang, dibersihkan dan diperbarui. Sekte ini juga mengharuskan anggotanya untuk melupakan "keterikatan kepada dunia," seperti keluarga, teman, seksualitas, individualitas, pekerjaan, uang, dan harta benda.
Mereka bergerilya ke berbagai gereja untuk menggalang dukungan. Pendukungnya sebagian besar merupakan mahasiswa yang diminta untuk mengikuti pergerakan Applewhite dan Nettles ke mana pun mereka pergi.
Pada September 1975, sebanyak 70 pengikut Gerbang Surga meninggalkan rumah mereka di Oregon. Sekte ini mulai ditinggalkan pengikutnya ketika Nettles meninggal pada 1983, dan Applewhite gagal meyakinkan para pendukungnya bahwa Nettles telah beralih ke dunia lain.
Pada 19-20 Maret 1997, sekte ini menyewa sebuah rumah di Sante Fe, California, untuk melakukan bunuh diri massal, yang menurut Applewhite merupakan "cara terakhir mengevakuasi manusia dari Bumi." Bunuh diri massal ini bertepatan dengan kemunculan komet Hale-Bopp, dan diikuti oleh 38 pengikut Gerbang Surga, termasuk Applewhite. Jasad mereka baru ditemukan sekitar enam hari berikutnya, ketika mulai membusuk.
Sekte keagamaan lainnya yang fenomenal adalah Rajneeshpuram, yang dipimpin oleh seorang guru spiritual asal India, Bhagwan Shree Rajneesh, yang pindah ke Amerika Serikat dan membentuk komunitas pada 1981. Sekte ini bukan hanya meresahkan masyarakat setempat ketika itu, tetapi juga menyebabkan ratusan orang dilarikan ke rumah sakit, ketika sekte ini dengan sengaja meracuni salad di rumah makan setempat dengan bakteri salmonella.
Rajneesh merupakan dosen filsafat yang kerap mengajarkan sejumlah tradisi keagamaan, mistik dan filosofi dari berbagai belahan dunia. Di India, dia memiliki markas agar para pendukungnya bisa menjalani meditasi, terapi dan mendengarkan ceramahnya. Dalam ceramahnya, Rajneesh kerap kali berbicara terbuka tentang seksualitas. Para pendukungnya datang tak hanya dari berbagai penjuru India, tetapi juga dari negara-negara Barat.
Karena bersinggungan dengan pemerintah setempat, Rajneesh memutuskan untuk pindah ke AS bersama ratusan pengikutnya. Dia membeli lahan luas di Wasco County, Portland, agar pengikutnya dapat mendirikan rumah dan menetap. Ketika kelompok ini semakin berkembang dan memerlukan lahan yang lebih luas untuk membangun rumah, masyarakat setempat mulaui resah.
Dilaporkan The Atlantis, pada 1982, sejumlah anggota sekte ini terpilih dalam pemilu daerah dan menduduki sejumlah kursi dewan kota di Antelope. Perubahan yang mereka lakukan sangat signifikan, mereka mengubah nama kota menjadi “Rajneesh,” menaikkan pajak properti dan mengubah nama pusat daur ulang setempat menjadi Pusat Daur Ulang Adolf Hitler.
Untuk memenangkan pemilu di Wasco County, para pengikut sekte ini memutuskan untuk mengurangi populasi daerah tersebut sehingga hanya pendukung sekte ini yang tersisa. Pada September 1981, para pendukung Rajneesh meracuni salad dengan cairan yang berisi bakteri salmonella di 10 rumah makan setempat dan sejumlah fasilitas publik lainnya. Racun ini menyebabkan 751 orang dilarikan ke rumah sakit, namun tidak satu pun yang tewas. Serangan ini kerap disebut bioteror, dan menjadi satu-satunya serangan melalui bakteri salmonella yang terjadi di Amerika Serikat.
Pemimpin sekte sesat lainnya yang fenomenal adalah Jim Jones, pemimpin Kuil Rakyat yang terkenal karena insiden bunuh diri massal yang diikuti hampir 1.000 orang di Guyana pada 1978.
Lahir di Indianapolis, Jones merupakan seorang pendukung komunis yang sejak kecil kerap membaca karya-karya Joseph Stalin, Karl Marx, Mao Zedong, Mahatma Gandhi dan Adolf Hitler. Jones muda meraih reputasi sebagai aktivis gereja karismatik, namun kecewa dengan sistem gerejanya yang tak dapat dimasuki oleh warga keturunan Afrika-Amerika.
Dikutip dari History.com, Jones kemudian mengumpulkan uang dan membuka gereja multi-ras pertamanya bernama gereja Kuil Rakyat pada pertengahan dekade 1950an. Ceramahnya yang menyerukan kesetaraan ras disertai program dana amal serta pendekatan yang baik ke pejabat setempat membuat Jones berhasil menggalang dukungan simpatisannya, yang diperkirakan mencapai 2.000 orang. Pada 1971, Jones pun melebarkan sayap gerejanya hingga ke Los Angeles dan San Fransisco.
Namun, isu korupsi dana amal para jemaat membuat dukungan kepadanya mulai kendor. Menyelamatkan diri, Jones menyakinkan ratusan pengikut setianya untuk meninggalkan kerabat mereka dan beremigrasi ke Guyana. Jones kemudian mendirikan komunitas agama yang menghasilkan uang dari bertani di wilayah yang saat ini disebut sebagai Jonestown.
Sebagai pemimpin sekte, Jones meyakinkan orang-orang bahwa dirinya adalah juru selamat. Jones juga menyita paspor dan jutaan dolar dari para pengikutnya. Pendukungnya yang membangkang menerima ancaman, pemukulan dan, tak jarang, kematian.
Pada 14 November 1978, pejabat Kongres dari partai Republik, Leo Ryan berangkat dari California dan tiba di Guyana dengan sekelompok wartawan, para pendukung sekte yang membelot, serta kerabat dari para pendukungnya, untuk meluncurkan penyelidikan resmi soal dugaan pelanggaran yang dilakukan sekte ini.
Empat hari kemudian, Jones memerintahkan kepada pengikutnya untuk membunuh Ryan dan 14 pembelot sekte sebelum mereka meninggalkan Jonestown. Namun, sekitar 10 pembelot sekte berhasil selamat dari pembunuhan tersebut. Mengetahui bahwa para pembelot dapat mengadukan hal ini ke pemerintah setempat, Jones merencanakan pembunuhan diri massal, dengan meminta seluruh pendukungnya menenggak minuman berisi sianida, dimulai dari pengikut yang berusia paling muda, hingga paling tua.
Ketika pasukan kemananan mendatangi markas sekte ini pada hari berikutnya, ditemukan 913 jasad, termasuk 276 anak-anak tewas karena racun sianida. Jones sendiri tewas karena tembakan di kepala, diperkirakan karena bunuh diri.
David Koresh, pengkotbah yang mengklaim dirinya nabi terakhir dan anak Tuhan, membentuk sekte Ranting Daud. Koresh mengaku memiliki tujuh mata dan tujuh tanduk, dan mengatakan kepada para pengikutnya bahwa wanita adalah milik Tuhan dan karena itu mereka semua miliknya, sebab ia anak Tuhan.
Seperti sekte lainnya, Koresh dan para pengikutnya berakhir dengan kematian yang tragis. Menanggapi laporan warga bahwa sebuah sekte keagamaan melanggar hukum federal soal kepemilikan senjata, lembaga yang mengatur soal Alkohol, Tembakau, Senjata, dan Bahan Peledak AS (ATF) kemudian mengepung markas Ranting Daud di daerah Waco, Texas. Baku tembak antara pengikut Ranting Daud dan petugas keamanan tak terhindarkan, menyebabkan empat petugas dan enam pengikut Ranting Daud tewas.
Gagal mengepung markas Ranting Daud, FBI turun tangan dan meluncurkan serangan dan gas air mata. Selama serangan ini, kebakaran besar terjadi, menyebabkan 76 orang tewas, 23 di antaranya anak-anak. Koresh turut tewas dalam kebakaran ini.