Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan Garda Revolusi Iran menggelar simulasi perang merebut Masjidil Aqsa di Yerusalem, Tepi Barat, Palestina. Latihan ini dilengkapi dengan replika bangunan Al-Aqsa yang dikerubungi ribuan pasukan Iran.
Seperti diberitakan The Independent yang mengutip kantor berita Iran, Minggu (22/11), latihan itu dilaksanakan pada Jumat lalu di sebuah bukit luar kota Qom. Media Iran menuliskan, ribuan tentara Basij, atau divisi paramiliter Garda Revolusi, terlibat dalam latihan tersebut.
Simulasi tempur itu didukung oleh helikopter militer, drone dan pesawat Tucano, yang mengebom posisi musuh. Setelah target hancur oleh bom, pasukan darat menguasai lokasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, Iran melakukan kesalahan yang umum terjadi. Replika yang dibuat Iran adalah Dome of Rock dengan kubah berwarna emas, bukan Masjidil Aqsa yang berwarna abu-abu.
Seorang tentara Iran terlihat berdiri di atas kubah replika al-Aqsa tersebut, mengibarkan bendera kemenangan.
Menurut kepada divisi angkasa Garda Revolusi Iran, Jenderal Amir Ali Hajizadeh, mereka menurunkan drone Shahed-129, dalam simulasi perang itu. Drone yang diperkenalkan pada tahun 2013 tersebut memiliki jarak terbang hingga 1.700 kilometer selama 24 jam nonstop dan bisa membawa hingga delapan bom atau rudal.
Latihan perang ini diperkirakan hanya untuk pamer kekuatan dan tidak akan pernah terjadi. Hajizadeh tidak bisa menyebutkan bagaimana mereka bisa mengerahkan ribuan tentara dan merebut Al-Aqsa dari Israel di wilayah yang terletak 1.600 kilometer dari Iran. Selain itu, teknologi perang Iran masih jauh dari Israel yang dipersenjatai dengan perangkat tempur canggih serta dibantu oleh Amerika Serikat.
Belum ada komentar dari pejabat Israel terkait latihan perang tersebut.
(den)