Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Irak, Khaled al-Obaidi, pada Kamis (21/1) mengatakan bahwa tiga warga negara Amerika Serikat yang menghilang di Baghdad pekan lalu, diculik oleh kelompok terorganisir untuk menyebar fitnah.
Dalam sebuah wawancara dengan
Reuters di Kairo, Obaidi mengatakan bahwa para penculik tersebut sudah membidik ketiga warga AS sejak lama karena mereka kerap mendatangi tempat yang sama.
Tiga warga ini bekerja untuk General Dynamics Corp, di bawah kontrak dengan tentara AS.
"Sebuah kelompok geng sudah mengetahui tiga orang ini berulang kali datang ke tempat ini, yang saya yakini, patut dicurigai," ujar Obaidi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obaidi tak dapat memberikan konfirmasi apakah kelompok ini berhaluan Sunni atau Syiah. "Mereka melakukan penculikan dan operasi untuk menyebar fitnah," katanya.
Menteri ini tak menjabarkan lebih lanjut alasan dari indikasinya tersebut.
Kini, badan-badan intelijen AS tengah melakukan penyelidikan terhadap hilangnya warga mereka berfokus pada tiga kelompok militan Islam yang berkaitan erat dengan Iran, yaitu Asaib Ahl al-Haq, Kata'ib Hizbollah, dan Organisasi Badr.
Namun Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, mengatakan bahwa ketiga warga AS itu menghilang begitu saja dan meragukan keterlibatan pemerintah Iran dalam kasus ini.
Pemerintah Irak selama ini berjuang untuk meredam milisi Syiah. Kebanyakan dari milisi tersebut juga memerangi militer AS menyusul invasi pada 2003. Milisi Syiah juga dituding bertanggung jawab atas pembunuhan dan penculikan warga AS.
Sementara itu, hubungan antara AS dan Iran kini mulai hangat dengan dicabutnya sanksi atas Teheran setelah perjanjian nuklir.
Namun, AS kembali memberikan sanksi pada 11 perusahaan dan individu karena memberikan dukungan bagi program rudal balistik Iran pada Minggu (17/1).
(stu/stu)