Jakarta, CNN Indonesia -- Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa ISIS menahan sekitar 3.500 orang untuk dijadikan budak bagi para militannya di Irak.
"Mereka yang ditahan mayoritas merupakan perempuan dan anak-anak dari komunitas Yazidi, tapi ada pula yang berasal dari masyarakat etnis minoritas lainnya," demikian bunyi laporan PBB yang dilansir di Jenewa, Selasa (19/1).
Dalam laporan tersebut, PBB juga mengatakan bahwa ISIS terus melaukan kejahatan kemanusiaan, termasuk kemungkinan genosida.
PBB juga menjabarkan bahwa eksekusi mati oleh ISIS biasanya dilakukan dengan cara menembak, memenggal kepala, menggilas memakai buldozer, membakar hidup-hidup, hingga mendorong orang dari atas gedung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui laporan tersebut, PBB juga mengonfirmasi bahwa mereka menerima informasi mengenai pembunuhan terhadap tentara anak-anak.
Sekitar 800-900 anak di Mosul dipaksa mengikuti pelatihan militer dan keagamaan.
"Angka kekerasan seksual bahkan gagal menggambarkan dengan tepat bagaimana penderitaan warga di Irak. Angka tersebut hanya menjabarkan orang yang tewas karena kekerasan, belum yang tewas karena kurangnya akses makanan pokok, air, dan layanan kesehatan," kata Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein, dalam sebuah pernyataan.
Hussein juga menuturkan bahwa penderitaan warga Irak tak sampai di situ. Ketika mereka berusaha keluar dari Irak dan menjadi pengungsi, warga Irak kerap harus menghadapi situasi horor lanjutan.
(stu)