Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kebudayaan Iran menerapkan aturan sensor baru untuk menghapuskan seluruh kata "wine" atau minuman anggur, juga nama hewan asing dan beberapa presiden luar negeri dari buku yang diterbitkan di negara pimpinan Presiden Hassan Rouhani ini.
"Kata seperti 'wine' dan nama hewan dan peliharaan asing, juga nama-nama presiden luar negeri tertentu, akan dilarang di bawah regulasi baru," ujar kepala bagian penerbitan buku Kementerian Kebudayaan dan Tuntunan Islam Iran, Mohammad Selgi.
Seperti dilansir
RT, Selgi juga mengatakan bahwa sudut pandang ideologis dari ulama-ulama juga harus dimasukkan sebelum buku diterbitkan.
Menurut Selgi, semua buku baru yang akan diterbitkan wajib terlebih dahulu diperiksa oleh staf kementerian guna mempromosikan prinsip Revolusi Islam dan membentengi Iran dari serangan budaya barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Selgi ini senada dengan perkataan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, pada 2011 lalu.
"Meluasnya invasi kebudaya dari kekuatan arogan [Barat] meliputi semua negara di dunia, tapi target paling penting dari invasi ini adalah sistem Republik Islam," ujar Khamenei di hadapan Dewan Tinggi untuk Revolusi Kebudayaan Iran.
Keputusan ini diambil hanya berselang beberapa pekan setelah Menteri Kebudayaan Iran, Ali Jannati, mengisyaratkan bahwa akan ada pendekatan lebih halus untuk penyensoran.
"Masyarakat harus terbuka terhadap orang yang ingin mengeluarkan pendapatnya. Di masa lalu, buku dilarang tanpa alasan yang jelas," katanya.