Jakarta, CNN Indonesia -- Israel mengonfirmasi rencananya untuk mengambil alih lahan pertanian di wilayah subur di Tepi Barat.
Dalam surat elektronik yang dikirim ke
Reuters, COGAT, unit dari Kementerian Pertahanan Israel, mengatakan pada Kamis (21/1) bahwa keputusan untuk mengambi teritori sudah diambil dan “tanah itu dalam proses untuk dideklarasikan sebagai tanah milik negara.”
Pengambilalihan tanah ini pertama kali disiarkan oleh Army Radio pada Rabu. Wilayah yang diambil akan meliputi 154 hektar tanah di Lembah Jordan, dekat dengan Jericho, area di mana Israel sudah memiliki banyak lahan pertanian di tanah milik Palestina.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengecam pengambilan lahan yang terbesar sejak Agustus 2014 ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Aktivitas permukiman adalah pelanggaran atas hukum internasional dan bertentangan dengan pernyataan publik dari pemerintah Israel untuk mendukung solusi dua negara dari konflik,” ujar Ban dalam sebuah pernyataan, Rabu.
Hanan Ashrawi, pejabat senior di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menggambarkan langkah Israel ini sebagai pelanggaran hukum internasional.
"Israel mencuri lahan terutama di Lembah Jordan di bawah dalih ingin menganeksasinya," ujar Ashrawi. "Ini seharusnya jadi alasan untuk campur tangan nyata dan efektif dari dunia internasional untuk mengakhiri agresi parah yang membunuh peluang perdamaian.”
Pada Agustus 2014, tak lama setelah Hamas menculik dan membunuh tiga remana Yahudi, Israel mengambil alih 400 hektar lahan di blok permukiman Etzion dekat Bethlehem. Ini merupakan yang terbesar dalam 30 tahun, menurut organisasi antipermukiman, Peace Now.
Menurut statistik pemerintah Israel, saat ini terdapat 550 ribu pemukim Yahudi yang tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Sekitar 350 ribu warga Palestina tinggal di Yerusalem Timur dan 3,5 juta di Tepi Barat.
(stu)