Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan al-Qaidah di Maghreb Islam (AQIM) yang berafiliasi dengan militan al-Qaidah, merilis sebuah video yang menunjukkan biarawati asal Swiss, Beatrice Stockly, yang disandera di Mali utara sekitar tiga pekan lalu. Menurut laporan kelompok pemerhati militan, SITE Intelligence Group, ini merupakan klaim pertama AQIM dalam kasus penyanderaan.
Video yang memaparkan sejumlah syarat agar Stockly dibebaskan ini menjadi indikasi baru memburuknya keamanan di Mali utara, beberapa bulan setelah penandatanganan perjanjian damai.
Stockly, misionaris asal Swiss yang berbasis di Timbuktu ini sebelumnya juga pernah diculik pada 2012. Dalam video berdurasi delapan menit yang dirilis AQIM, Stockly terlihat mengenakan kerudung, sementara penanda waktu di video menunjukkan video ini direkam pada 19 Januari 2016.
"Kami, al-Qaidah di Maghreb Islam, wilayah Sahara, menyatakan tanggung jawab kami atas penculikan tokoh Kristenisasi kafir, Beatrice Stockly, yang pekerjaannya telah menyebabkan sejumlah orang keluar dari kelompok Islam, dan merayu mereka dengan remah-remah kehidupan duniawi ini," kata seorang pejuang AQIM berbahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video ini belum dapat diverifikasi secara independen.
Video ini juga menguraikan sejumlah tuntutan yang diajukan AQIM, antara lain pembebasan sejumlah anggota mereka yang dipenjara oleh pemerintah Mali, termasuk Ahmad Al Faqi Al Mahdi, yang kini berada dalam tahanan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Perluasan Mali ke wilayah utara dinilai tak stabil sejak 2012, ketika pemberontak separatis dan jihadis merebut daerah tersebut. Meskipun pasukan Perancis mulai tersebar di sejumlah kota pada tahun berikutnya, kelompok militan meningkatkan serangan dalam beberapa bulan terakhir.
AQIM mengaku bertanggung jawab atas serangan di sebuah hotel di Bamako, Mali, ketika sejumlah pria bersenjata melakukan penyanderaan dan menewaskan 20 orang. AQIM juga mengaku bertanggung jawab atas serangan di sebuah hotel Burkina Faso pada 15 Januari silam, ketika para penyerang bersenjata melakukan penyanderaan dan menewaskan 30 orang.
(ama/stu)