Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan menerima laporan bahwa militan ISIS menggunakan wilayah lembah Pansiki Gorge di Georgia sebagai tempat untuk berlatih dan beristirahat.
“Kami mendapat laporan bahwa militan ISIS menggunakan area terpencil ini untuk berlatih, beristirahat dan mengisi cadangan mereka,” kat Lavrov dalam sebuah konferensi pers di Moskow, Selasa (26/1), dikutip dari
RT.
Ia menambahkan bahwa perbatasan Georgia dan Rusia belum dibuka karena "ancaman teror dari Pansiki Gorge belum sirna." Dan karenanya, tidak mungkin menghapus ketetapan visa antara Rusia dan Georgia saat ini.
"Kita akan siap untuk meluncurkan [kebijakan] bebas visa di masa depan, namun agak aneh jika kita mendiskusikannya di saat kita tak punya hubungan diplomatik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Georgia menghentikan hubungan diplomatik dengan Moskow dan menarik semua dipolomatnya menyusul perang lima hari di Ossetia Selatan pada Agustus 2008. Tbilisi, karenanya, membatalkan bebas visa untuk warga Rusia empat tahun kemudian.
Sementara itu, Moskow meringankan aturan visa untuk warga Georgia pada Desember tahun lalu.
Seorang pejabat Georgia menyebut komentar Lavrov berat sebelah.
"Terkait Pansiki Gorge, menteri Lavrov membuat pernyataan bertendensi, karena otoritas Georgia mengontrol secara penuh wilayah ini," kata utusan khusus Perdana Menteri Georgia untuk Hubungan Rusia, Zurab Abashidze, dikutip dari Interfax.
Meski begitu, Abashidze mengakui ada 30 warga Georgia bergabung ISIS ke Suriah, dan mereka menghadapi dakwaan jika kembali ke Georgia.
Pansiki Gorge sendiri menjadi popule pada tahun 2000-an, karena menjadi pusat aktivitas kelompok pemberontak. Mayoritas etnis asli penduduknya adalah Chechen, dan banyak warga yang lari ke sana karena menghindari konflik di Chechnya.
(stu)