Anggota Parlemen Baru Myanmar Dilantik

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2016 14:15 WIB
Ratusan anggota parlemen dari partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi atau NLD dilantik pada Senin (1/2).
Aung San Suu Kyi hadir pada pelantikan anggota parlemen di Naypyitaw, Senin (1/2). (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan anggota parlemen dari partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi atau NLD dilantik pada Senin (1/2).

NLD memenangi 80 persen kursi parlemen pada pemilu November tahun lalu, sehingga bisa membentuk pemerintahan sendiri. Selain mayoritas NLD, berdasar konstitusi Myanmar, militer juga memiliki jatah 25 kursi di parlemen.

“Ini adalah parlemen pertama Myanmar yang dipilih oleh rakyat selama bertahun-tahun,” kata Pyon Cho, anggota parlemen yang pernah mendekam di penjara selama 20 tahun karena menjadi anggota kelompok antijunta, Generasi Mahasiswa 88. “Kami memiliki [suara] mayoritas. Kami memiliki tugas untuk memenuhi manifesto kami dan mengubah kehidupan rakyat di negara ini.”
Sementara itu, pemilihan presiden diperkirakan akan dilakukan pada akhir Februari, menurut angota NLD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Suu Kyi tak bisa menjadi presiden karena konstitusi Myanmar melarang presiden memiliki suami atau anak berkewarganegaraan asing. Mendiang suami dan kedua anak Suu Kyi berkebangsaan Inggris.

Sebanyak 51,5 juta rakyat Myanmar memiliki ekpektasi besar terhadap NLD, untuk membawa perdamaian dan menyelesaikan masalah etnis serta penganiayaan terhadap Muslim Rohingya di Rakhine.

“Mereka [rakyat] berharap semua masalah akan selesai secara otomatis setelah NLD memegang pemerintahan, FDI akan masuk,” kata Shwe Mann, juru bicara parlemen yang kini dekat dengan Suu Kyi, merujuk pada investasi asing.
NLD sementara itu, belum menunjuk siapa yang sepertinya akan menduduki kursi presiden untuk menggantikan Presiden Thein Sein.

Suu Kyi sebelumnya mengatakan bahwa ia akan berada “di atas presiden” dan akan mengontrol penuh pemerintahan. Namun tidak jelas apa posisinya dan bagaimana ia melakukannya.

“Untuk menjawab tantangan, mereka harus memilih orang yang tepat dan menempatkan mereka di posisi yang tepat,” rambah Shwe Mann. “Ini juga akan menjadi perhatian utama, karena akan memutuskan bagaimana prestasi pemerintah.” (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER