Unggul Tipis dari Sanders, Clinton Hampir Ulangi Kaukus 2008

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 02 Feb 2016 15:34 WIB
Perolehan suara yang seri dengan Sanders di kaukus Iowa tahun ini hampir membuat Clinton mengulangi kaukus 2008, ketika dikalahkan oleh Obama.
Perolehan suara yang seri dengan Sanders di kaukus Iowa tahun ini hampir membuat Clinton mengulangi kaukus 2008, ketika dikalahkan oleh Obama. (Reuters/Adrees Latif/Rick Wilking)
Jakarta, CNN Indonesia -- Proses nominasi kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat melalui sistem kaukus di Iowa pada awal pekan ini berlangsung ketat dengan Hillary Clinton unggul sangat tipis dari Bernie Sanders. Perolehan suara yang cukup besar bagi Sanders ini tidak terduga, dan hampir membuat Clinton mengulangi hasil kaukus 2008, ketika dia secara mengejutkan dikalahkan oleh Barack Obama.

Pada kaukus di Iowa yang digelar Senin (1/2) malam, Clinton memperoleh 49,8 persen suara, sementara Sanders menerima 49,6 persen suara.

"Kami seri secara virtual," kata Sanders dalam pidatonya setelah hasil kaukus diumumkan. Sementara, Clinton menyatakan "Saya lega," sembari menghela nafas panjang di depan podium.
Meski tipis, pakar menilai kaukus kali ini dapat dilihat sebagai kekalahan bagi Clinton, kandidat capres dari Demokrat yang diunggulkan, dan kemenangan bagi Sanders, kandidat yang kurang diiunggulkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hillary Clinton selalu difavoritkan untuk memenangkan nominasi Partai Demokrat tahun ini, sehingga pertarungan ini menjadi kekalahannya dan kemenangan untuk Sanders. Mengejutkan bahwa Sanders dapat melakukannya dengan baik di Iowa, karena dia tidak diperkirakan tampil baik di sana, berbeda dengan di basis kuatnya di New Hampshire," tulis Sally Kohn, aktivis dan kolumnis CNN.

Hasil kaukus Iowa kali ini mengingatkan publik kepada 2008, ketika Clinton, hanya berada di posisi ketiga, dengan perolehan suara hanya 29,45 persen, kalah dari Barack Obama yang berhasil meraih 37.58 persen, dan John Edwards yang meraih 29.75 persen. Padahal Clinton pada 2008 juga digadang-gadang akan mengungguli kandidat Partai Demokrat yang lain.
Kekalahan Clinton, istri dari mantan presiden Bill Clinton, terhadap Obama yang saat itu masih menjabat sebagai senator Illinois, dinilai sangat telak.

Time mencatat bahwa setelah kekalahannya di kaukus Iowa pada 2008 lalu, para pendonor kampanye Clinton dikabarkan panik dan mempertanyakan kemampuan dan strateginya dalam perebutan nominasi calon presiden. Para pendonor kemudian menyalahkan kepala kampanye Clinton, Mark Penn.

"Dan secara internal, saling tuduh ditujukan kepada Mark Penn, yang memimpin kampanyenya, yang dinilai terlalu berhati-hati, terlalu arogan, terlalu konvensional dan tak mampu melihat lanskap politik yang telah berubah sejak Clinton terakhir menjabat," bunyi laporan Time pada 2008 silam.
Sementara dalam kaukus Iowa tahun ini, The New York Times mencatat bahwa kampanye Clinton kurang gencar ketimbang kampanye Sanders di wilayah itu.

"Dari semua kelebihannya, kampanye Clinton berada di belakang Sanders yang didukung oleh pekerja kampanye yang dibayar. Contohnya, pekerja kampanye Sanders disebarkan di 11 tempat di berbagai negara bagian. Sementara Clinton tidak, dan bertumpu kepada relawan serikat dan anggota kelompok yang mendukung, seperti Planned Parenthood," bunyi analisis The New York Times, Senin (1/2).

Setelah kaukus Iowa 2016, Clinton dan Sanders akan melanjutkan kampanye mereka ke New Hampshire, dengan sistem pemilihan primer. CNN menyebutkan bahwa di New Hampshire, Sanders lebih diunggulkan. Meski demikian, Clinton memenangkan hasil primer di New Hampshire pada 2008 silam, dengan perolehan suara 39 persen, unggul dari Obama yang hanya mendulang 26 persen suara.
Selain Iowa dan New Hampshire, menurut CNN, wilayah lain yang akan memberikan dampak besar bagi Clinton dan Sanders adalah South Carolina.

"South Carolina akan berpengaruh bukan hanya karena pertempuran ini kurang dapat diprediksi, tetapi karena secara fundamental merupakan representatif negara bagian yang lebih penting. Meski Clinton dan Sanders memiliki pendukung kulit putih yang sama besar, pemilih kulit hitam lebih mendukung Clinton," tulis Kohn.

Kohn menilai dukungan pemilih kulit hitam akan menjadi kunci kemenangan bagi kedua kandidat ini di wilayah Caroline Selatan, utamanya dengan sejumlah demonstrasi antikekerasan terhadap kulit hitam, dengan seruan Black Lives Matter. "Ini menunjukkan Carolina Selatan akan memberikan ujian yang lebih terang kepada Sanders dan Clinton," ujar Kohn. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER