Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Inggris menuduh Rusia mencoba membangun negara mini Alawi untuk Presiden Bashar al-Assad dengan membombardir kelompok oposisi di Suriah, bukan ISIS.
Belakangan Inggris dan Suriah terlibat saling tuding setelah Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan pada
Reuters bahwa Presiden Vladimir Putin memperburuk perang sipil Suriah dengan menyerang musuh-musuh ISIS, yaitu kelompok pemberontak moderat di Suriah.
Hammond belakangan membantah kritik Rusia yang mengatakan bahwa dia menyebarkan "informasi salah yang berbahaya". Dia mengatakan bahwa Rusia mulai kesulitan menutupi niatnya untuk mempertahankan pemerintahan Assad sembari menghancurkan kekuatan oposisi.
Selama ini Barat beranggapan, Assad terlebih dulu harus lengser untuk menciptakan perdamaian di Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah Rusia berkomitmen untuk proses perdamaian atau mereka menggunakan proses perdamaian ini untuk menutupi upaya menciptakan kemenangan militer bagi Assad dan membentuk negara mini Alawi di barat laut Suriah?" kata Hammond, Selasa (2/2).
Alawi adalah suku minoritas Syiah di Suriah. Hafez, ayah Assad, adalah tokoh Alawi yang membentuk pemerintahan Suriah pada tahun 1970 dan dinilai diskriminatif.
Reuters menuliskan, komentar Hammond menjadi wujud dari rasa frustrasi Barat terhadap intervensi Rusia dalam konflik Suriah dan Iran, sekaligus mengungkapkan pandangan Barat terhadap potensi masa depan Damaskus di bawah campur tangan Moskow.
Akhir bulan lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan mereka tidak akan meminta Assad untuk turun dan menawarinya suaka di Rusia jika lengser.
Lavrov juga menegaskan bahwa Rusia akan terus menerapkan kebijakan luar negeri yang "independen" dan mengatakan bahwa intervensi militer mereka telah membuat konflik di Suriah semakin jelas.
Namun menurut Hammond, Rusia dengan strategi serangan udara ke markas pasukan oposisi malah justru memperkuat ISIS. Kelompok pemberontak moderat selama ini kerap terlibat pertempuran dengan ISIS dalam memperebutkan wilayah.
Serangan Rusia juga telah menewaskan ratusan warga sipil di wilayah yang dikuasai oposisi. Hammond mengatakan, serangan tersebut adalah pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.
Sementara itu pada Selasa, perwakilan PBB bertemu dengan perwakilan pemerintah Suriah untuk mendorong perundingan damai yang dianggap sulit tercipta selama konflik bersenjata masih terjadi.
Menurut data PBB, memasuki tahun kelima konflik di Suriah telah menewaskan lebih dari 250 ribu orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi.
(stu)