Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah himpitan masalah ekonomi, Rusia tetap melakukan serangan udara menggempur ISIS di Suriah demi membantu rezim Presiden Bashar al-Assad.
Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikail Galuzin, masyarakat di negaranya sendiri tak mempermasalahkan keputusan pemerintah tersebut.
"Masyarakat tidak mempermasalahkan karena mereka tahu, ISIS berbahaya dan jika tidak dilawan, mereka bisa masuk ke negara kami," ujar Galuzin dalam jumpa pers di kediamannya di Jakarta, Kamis (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Galuzin kemudian menjelaskan bahwa semua dana yang dikucurkan dalam serangan tersebut sudah termasuk dalam proyeksi anggaran militer.
"Tidak berkaitan dengan kebijakan lain. Itu sudah ada dalam anggaran militer," kata Galuzin.
Ia pun memastikan bahwa Rusia akan terus melakukan serangan selama pemerintah Suriah masih membutuhkan bantuan.
"Ketika pemerintah Suriah merasa bahwa operasi melawan terorisme itu sudah selesai atau sudah cukup memuaskan, dan mereka merasa tidak membutuhkan bantuan kami lagi, kami mungkin akan mengentikan operasi tersebut," tutur Galuzin.
Merujuk data pemerintah, perekonomian Rusia menyusut hingga 3,7 persen pada 2015. Penjualan ritel menurun 10 persen dan investasi merosot 8,4 persen, performa perekonomian Rusia terburuk sejak 2009.
Jika dibandingkan dengan 2014, perekonomian Rusia jauh berbeda. GDP pada 2014 meningkat 0,6 persen.
Perekonomian Dusia terpukul setelah harga minyak turun hingga 70 persen pada 15 bulan terakhir.
Sanksi yang dijatuhkan negara Barat akibat pencaplokan Crimea juga disinyalir memberikan dampak besar terhadap merosotnya perekonomian Rusia.
Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, pun mengatakan bahwa penurunan perekonomian tersebut dapat mendesak Kremlin untuk merevisi anggaran 2016.
Di Rusia sendiri, ancaman ISIS tetap menjadi perhatian pemerintah. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada Selasa lalu mengatakan menerima laporan bahwa militan ISIS menggunakan wilayah lembah Pansiki Gorge di Georgia sebagai tempat untuk berlatih dan beristirahat. Wilayah itu berbatasan dengan Rusia.
(stu)