Dukung Perdamaian Suriah, Rusia Akan Tetap Bantu Assad

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 05 Feb 2016 19:14 WIB
Rusia tak menghindari upaya politik untuk menyelesaikan konflik di Suriah. Namun, mereka akan tetap memberikan bantuan militer bagi Presiden Suriah.
Rusia menekankan bahwa mereka akan tetap memberikan bantuan militer bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. (Alexei Druzhinin/RIA Novosti/Kremlina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia pada Jumat (5/2) mengatakan tak menghindari upaya politik maupun diplomatik untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan di Suriah. Meski demikian, Kremlin juga menekankan bahwa mereka akan tetap memberikan bantuan militer bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

"Rusia secara konsisten melakukan upaya dalam kerangka kerja internasional untuk mencapai kesepakatan politik dan perdamaian untuk situasi di Suriah," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Pekskov, seperti dikutip Reuters.
"Di saat bersamaan, Rusia juga menyediakan dukungan untuk kepemimpinan resmi Republik Arab Suriah untuk melawan teror," kata Pekskov. 

Perundingan damai antara pemerintah Suriah dan oposisi yang dimediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa seharusnya berlangsung pada Jumat pekan lalu. Namun, pembicaraan selalu tertunda hingga akhirnya ditangguhkan pada Rabu (3/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya menyimpulkan setelah pekan pertama persiapan, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, bukan oleh kami, tapi oleh pemegang kebijakan. Saya sudah mengindikasikan dari hari pertama bahwa saya tak akan hanya berbicara saja," ujar utusan PBB, Staffan de Mistura.
Mistura berbicara setelah ia bertemu dengan koordinator oposisi, Riad Hijab, yang baru tiba di Jenewa, Swiss.

Seorang pejabat senior PBB yang tak ingin disebut namanya mengatakan bahwa Mistura menyerukan penangguhan perundingan setelah Rusia meningkatkan serangan udara untuk membantu Assad. Serangan ini dianggap merusak upaya perdamaian.

“Saya kira utusan khusus memutuskan untuk menangguhkan pembicaraan karena PBB tidak ingin diasosiasikan dengan eskalasi Rusia di Suriah, yang merusak perundingan keseluruhan,” kata pejabat itu.

Pejabat tersebut mengakui bahwa serangan udara yang dilakukan Rusia memang membawa kemajuan. Namun, serangan tersebut juga berdampak buruk bagi kelompok oposisi.
“Peningkatkan serangan udara membuat pemerintah membuat kemajuan, namun juga ditujukan untuk mempermalukan kelompok oposisi di lapangan dan di Jenewa,” katanya.

Hijab mengatakan bahwa itu bukanlah kesempatan terakhir untuk perdamaian, tapi oposisi tidak akan kembali ke perundingan tanpa bukti peningkatan kemanusiaan di lapangan.

Penangguhan ini, menurut dia, adalah kesempatan masyarakat internasional untuk menekan Assad dan sekutunya.

Hijab menyalahkan delegasi pemerintah Suriah atas penangguhan perundingan. Namun, pemimpin delegasi Assad, Bashar Ja’afari, mengatakan ini merupakan “kegagalan semua orang kecuali Republik Arab Suriah.”

“Kami mempertimbangkan gaya yang digunakan oleh utusan khusus untuk membenarkan penarikan delegasi Riyadh di bawah instruksi Arab Saudi, Qatar dan, Turki tidak subjektif. [Utusan khusus] tidak mengatakan apa yang sebenarnya,” kata Ja’afari. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER