Beirut, CNN Indonesia -- Puluhan ribu warga Suriah mengungsi ke perbatasan Turki untuk menyelamatkan diri menyusul pasukan pemerintah Rusia dan Suriah yang mengintensifkan serangan di wilayah yang dikuasai pemberontak di sekitar Kota Aleppo.
Gencarnya serangan di sekitar wilayah kota terbesar kedua di Suriah itu menurut relawan sipil bisa segera dikuasai oleh pasukan pemerintah di tengah pembicaraan damai yang digelar di Jenewa pekan ini. Bantuan militer Rusia yang sangat signifikan membantu pasukan Presiden Bashar al-Assad menguasai kembali wilayah tersebut yang jatuh ke pemberontak pada tahun lalu.
Penguasaan wilayah oleh pasukan pemerintah dan sekutunya, termasuk pejuang Iran, menyulitkan gerak para pejuang pemberontak di Aleppo, yang menjadi tempat hunian bagi 350 ribu orang. Sementara lebih dari satu juta warga sipil tinggal di daerah yang dikuasai pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Aleppo berhasil dikuasai penuh oleh pasukan Assad maka bakal menjadi hal yang sangat strategis bagi rezim Assad sejak pecahnya perang sipil lima tahun lalu. Selama ini konflik berdarah di Suriah telah menewaskan sedikitnya 250 ribu orang di seluruh penjuru Suriah dan mengakibatkan 11 juta orang menjadi pengungsi.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyatakan pemerintah Turki selama konflik Suriah telah menampung 2,5 juta warga Suriah, dan yang terkini bersiap menampung sebanyak 55 ribu orang yang melarikan diri ke perbatasan Turki.
“Turki akan tetap menjalankan kebijakan perbatasan terbuka untuk pengungsi Suriah. Sebanyak 55 ribu orang saat ini melarikan diri dari serangan terkini pemerintah menuju perbatasan,” kata Cavusoglu pada Sabtu (6/2) seperti dilansir
Reuters.Namun Cavusoglu mengatakan meski Turki menjalankan kebijakan perbatasan terbuka namun pintu penyeberangan di perbatasan dengan Suriah yaitu di Oncupinar dekat wilayah Kilis telah ditutup selama hampir satu tahun.
Gubernur Provinsi Kilis, Suleyman Tapiz, mengatakan sekitar 35 ribu warga Suriah telah mencapai Oncupinar dalam 48 jam terakhir.
"Pintu kami tidak ditutup, tetapi saat ini tidak untuk menjadi tempat pengungsian orang-orang seperti dalam perbatasan kita," ujar Tapiz.
Pemerintah Turki juga menyatakan para pengungsi Suriah yang berada di perbatasan tersebut dalam kondisi yang aman dan diberi makanan.
(obs)