Jakarta, CNN Indonesia -- Kantor Urusan Konsuler Republik Indonesia di Busan, Korea Selatan, akan ditutup pada 30 Maret mendatang karena dianggap tidak efektif.
"Ini semata-mata tuntutan keadaan demi efisiensi. Penutupan ini bersifat sementara namun dalam jangka waktu yang tidak terbatas," ujar Duta Besar RI untuk Korsel, John A Prasetio, seperti dilansir dalam siaran pers pada Senin (8/2).
Penutupan KUKRI oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korsel ini sudah mendapatkan izin dari pemerintah pusat di Jakarta.
Keputusan ini diambil karena konsep Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) sudah diterapkan sehingga pengisian formulir imigrasi bisa dilakukan secara daring. Urusan keimigrasian lainnya akan dilayani langsung di KBRI Korsel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai ganti KUKRI, pemerintah akan membagi wilayah Korea menjadi 13 distrik perlindungan WNI. Nantinya, KBRI Korsel akan menunjuk salah satu warga untuk menjadi kepala yang selalu berkomunikasi dengan KBRI.
Tak hanya dengan WNI, koordinasi juga akan dilakukan dengan 48 masjid dan musholla, 18 gereja, serta 80-an paguyuban masyarakat Indonesia.
"Selain itu, staf KBRI akan blusukan agar secara periodik, pro aktif menyambangi warga Indonesia. Jadi Insya Allah semua akan aman tekendali," kata John.
Saat ini, terdapat 40 ribuan TKI yang bekerja di pabrik-pabrik Korsel. Selain itu, terdapat 2000-an mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Korsel.
(den)