Intel AS: ISIS Sukses Produksi dan Gunakan Senjata Kimia

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 11 Feb 2016 13:57 WIB
Direktur Intelijen Nasional, James Clapper, dalam laporannya mengatakan bahwa ISIS telah sukses memproduksi dan menggunakan senjata kimia di Suriah dan Irak.
Intelijen AS mengaku memiliki bukti bahwa ISIS telah memiliki dan menggunakan senjata kimia. (Reuters/Social Media Website)
Jakarta, CNN Indonesia -- ISIS telah sukses memproduksi dan menggunakan senjata kimia di Timur Tengah, seperti disampaikan pejabat intelijen Amerika Serikat pekan ini.

Direktur Intelijen Nasional, James Clapper, dalam laporannya ke Senat AS pekan ini mengatakan bahwa ISIS berhasil mengembangkan senjata kimia jenis sulfur mustard. ISIS menurut Clapper, bahkan telah menggunakan senjata kimia ini dalam sebuah serangan.

"Ada beberapa tuduhan bahwa ISIS telah menggunakan senjata kimia di Suriah dan Irak," kata Clapper, dikutip dari The Independent, Rabu (10/2).
Dalam dokumen tertulisnya, Clapper menyatakan bahwa mereka telah "mengetahui adanya aktor non-negara di kawasan yang menggunakannya dalam perang."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penyelidikan terhadap serangan ISIS di Suriah Agustus lalu, terdapat bukti-bukti yang menunjukkan hal tersebut. Clapper mengatakan, "setidaknya ada dua orang yang terpapar sulfur mustard."

Sulfur mustard adalah bahan kimia yang bisa menyebabkan terbakar pada kulit, mata, dan sistem pernafasan. Zat itu bisa menghancurkan syaraf dalam hitungan menit, rasa sakit akibat terpapar bisa bertahan selama berjam-jam sebelum menewaskan seseorang.

Pemerintah Bashar al-Assad di Suriah sebelumnya menggunakan senjata kimia yang menewaskan ribuan orang tahun 2013 lalu.
Jika laporan Clapper terbukti, maka ISIS adalah kelompok teroris kedua yang pernah menggunakan senjata kimia dalam penyerangan.

Sebelumnya senjata kimia pernah digunakan oleh kelompok teroris dari sekte Shinrikyo di stasiun kereta bawah tanah Tokyo, Jepang, tahun 1995, yang menewaskan 12 orang, melukai 50 orang dan membuat 1.000 lainnya mengalami kerusakan penglihatan.

Clapper mengatakan bahwa ISIS kini telah menjadi ancaman bagi dunia, lebih besar ketimbang al-Qaidah. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER