Iran Ejek Tawaran Saudi Soal Pengiriman Serdadu ke Suriah

Bagus Wijanarko | CNN Indonesia
Minggu, 07 Feb 2016 01:20 WIB
Washington dan sekutu di lain pihak mendukung perlawanan pemberontak yang menginginkan agar Assad turun dari kekuasaan.
Konflik Timur Tengah. (REUTERS/Rodi Said CNNIndonesia Reuters Photo).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pengawal Garda Revolusi Iran Mohammad Ali Jafari mengatakan Arab Saudi kekurangan keberanian untuk menjalankan rencana mengirimkan pasukan darat ke Suriah. Dia mewanti-wanti bahwa jika Saudi nekat memasuki wilayah Suriah, mereka akan binasa.

Ini merupakan komentar awal Jafari yang dikutip Kantor Berita resmi Iran, Fars, terkait reaksi dari pernyataan Saudi pekan ini yang siap mengirimkan serdadunya untuk bergabung dengan operasi darat di Suriah yang dipimpin Amerika Serikat.

“Saudi telah membuat sebuah klaim, namun saya pikir mereka tidak cukup berani melakukan ini. Bahkan jika mereka mengirimkan pasukan, mereka akan dikalahkan…..ini bakal menjadi bunuh diri,” kata Jafari, seperti dikutip Reuters, Sabtu (6/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iran telah mengirimkan serdadunya ke Suriah. Langkah ini dilakukan untuk mendukung sekutunya Presiden Bashar al-Assad di negara yang 5 tahun ini dilanda perang sipil. Adapun Washington dan sekutu di lain pihak mendukung perlawanan pemberontak yang menginginkan agar Assad turun dari kekuasaan.

Sebelumnya, Arab Saudi mengatakan siap berpartisipasi dalam operasi darat di Suriah, jika koalisi pimpinan Amerika Serikat memutuskan untuk menurunkan pasukan darat.

“Kerajaan (Saudi) siap untuk berpartisipasi dalam operasi darat apa pun yang mungkin disetujui oleh koalisi (melawan ISIS) di Suriah,” kata Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, yang juga merupakan juru bicara koalisi serangan udara pimpinan Saudi di Yaman, dalam wawancara dengan Al Arabiya TV, Kamis (4/2).

Asseri mengatakan Saudi merupakan anggota aktif koalisi pimpinan AS yang telah memerangi ISIS sejak 2014, dan telah melakukan lebih dari 190 misi udara.

Menurutnya, Arab Saudi, yang telah memimpin operasi militer negara-negara Arab melawan Houthi yang merupakan sekutu Iran di Yaman, percaya bahwa untuk memenangkan perang melawan ISIS, koalisi harus mengkombinasikan operasi udara dan darat.

“Jika ada konsensus dari kepemimpinan koalisi, kerajaan [Saudi] bersedia berpartisipasi dalam upaya ini karena kami percaya operasi udara bukanlah solusi ideal dan harus ada gabungan operasi udara dan darat,” ujar Asseri.

Menanggapi kommentar itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby, mengatakan bahwa koalisi [pimpinan AS] secara umum mendukung kontribusi rekan mereka dalam memerangi ISIS, namun belum melihat proposal dari Saudi.

“Saya tidak ingin mengomentari secara spesifik soal ini hingga kami punya kesempatan untuk meninjaunya,” ujar Kirby. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER