Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan Presiden Bashar al-Assad tak akan berkuasa lagi di Suriah setelah perang sipil berakhir.
"Tidak akan ada lagi Bashar al-Assad di masa depan. Mungkin butuh waktu tiga bulan atau enam bulan, bahkan tiga tahun, tapi ia tidak akan berkuasa lagi di Suriah. Titik," ujar al-Jubeir dalam wawancara dengan majalah Jerman,
Sueddeutsche Zeitung, yang diterbitkan Sabtu (13/2).
Adel al-Jubeir juga yakin serangan udara Rusia untuk menggempur ISIS di Suriah demi membela Assad pun tak dapat membantu sang Presiden mempertahankan posisinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kini ia [Assad] memanggil Rusia, tapi mereka juga tak akan dapat membantunya," ucap al-Jubeir seperti dikutip
Reuters.
Pasukan udara Rusia mulai campur tangan dalam perang sipil di Suriah sejak 30 September 2015 atas permintaan Assad yang sudah mulai kewalahan menangani perlawanan pemberontak sejak 2011, ditambah lagi dengan perkembangan ISIS.
Rusia mengklaim serangan udaranya hanya untuk melawan personel kelompok-kelompok yang mereka anggap teroris seperti ISIS dan Front Nusra. Namun intelijen Barat mengatakan koalisi udara Rusia juga menyerang kelompok pemberontak lain yang dilatih oleh Amerika Serikat.
Meski AS dan Rusia satu visi dalam menggempur ISIS, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia terhadap pemerintahan Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.
Kini, menurut al-Jubeir, Saudi dan negara-negara yang tergabung dalam koalisi serangan udara pimpinan AS sedang membicarakan kemungkinan penerjunan pasukan khusus untuk menggempur ISIS di Suriah.
"Jika koalisi akhirnya memutuskan untuk menerjunkan pasukan khusus dalam pertempuran melawan ISIS di Suriah, Arab Saudi akan siap untuk berpartisipasi," kata al-Jubeir.
Perundingan soal konflik Suriah di Jerman menyepakati penghentian kekerasan dan penyaluran bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan di Suriah.
Diberitakan
Reuters, Jumat (12/2), Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang berbicara usai pertemuan di Munich, Jerman, mengatakan penyaluran bantuan akan dimulai secepatnya pekan ini. Dia juga mengatakan, perundingan lanjutan harus dilakukan secepatnya di Jenewa.
(agk)