Jeb Bush Terancam Kalah Pemilu AS, George Bush Turun Tangan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 13 Feb 2016 16:27 WIB
George W. Bush akan kembali ke panggung kampanye. Kali ini ia menjadi pendukung sang adik, Jeb Bush, yang kalah dari Donald Trump di New Hampshire.
Sebelumnya George W. Bush enggan hadir dalam kampanye Jeb Bush karena takut kebijakannya saat menjadi presiden menyulitkan sang adik. (Reuters/Mike Stone)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush akan kembali ke panggung kampanye. Namun kali ini ia hanya akan menjadi pendukung sang adik, Jeb Bush, yang sedang bertarung untuk menjadi calon presiden AS dari Partai Republik.

George akan menghadiri kampanye Jeb di Charleston Utara pada Senin (15/2) yang bertepatan dengan Hari Presiden di Amerika.

George, Presiden AS ke-43 itu, akhirnya memutuskan untuk mendukung kampanye adiknya setelah kebingungan melihat persaingan perolehan suara dalam bursa kandidat Partai Republik pada pemilu primer di New Hampshire pada pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemungutan suara di New Hampshire tersebut dimenangkan oleh Donald Trump yang sebelumnya dikalahkan Ted Cruz dalam kaukus di Iowa.
Menurut seorang sumber The Telegraph, dalam kampanye menjelang pemilu primer di South Carolina ini, George diperkirakan bakal membanggakan kualifikasi Jeb untuk menjadi presiden.

Namun George tidak akan menyerang Trump secara langsung meski pebisnis itu sering kali meremehkan adiknya.

Sebelumnya, Trump mengatakan Jeb yang merupakan mantan Gubernur Florida, memiliki kemampuan rendah. Ia bahkan mengejek ketika kampanye Jeb dihadiri oleh sang ibunda, Barbara, yang juga merupakan ibu negara saat George H.W. Bush --ayah Jeb dan George-- menjabat sebagai presiden AS.

Saat bertemu dengan teman-temannya, George dan istrinya, Laura, mengungkapkan kebingungan mereka melihat bagaimana pemilu dimenangkan oleh Trump, orang yang kerap melontarkan komentar negatif.

Seorang kawan lama keluarga Bush, Clay Johnson, ingat bahwa dalam pertemuan pada bulan lalu, George berkata, "Dapatkah kamu percaya apa yang terjadi? Dia, seperti semua orang di Amerika, mengalami kemunduran."
George memang mengakui bahwa harapan bagi adiknya mulai tipis, tapi ia masih optimistis kehadirannya dalam kampanye akan membuat kejutan.

Di South Carolina, George memang populer. Pada kampanye tahun 2000, George memukul mundur rivalnya, John McCain, yang sebenarnya menang pada pemilu di New Hampshire.

Kendati demikian, para ahli strategi Partai Republik masih mempertanyakan apakah popularitas tersebut dapat mendongkrak perolehan suara sang adik.

"Saya pikir, semua tidak dapat ditransfer begitu saja ketika George berkata, 'Jeb adalah orang yang baik dan percayalah padanya.' Saya rasa semua dapat ditransfer ketika George W. Bush datang ke sini, mengambil peran adiknya, dan menyerang Trump," ujar mantan ketua Partai Republik di South Carolina, Katon Dawson.

Mantan penasihat kepresidenan George, Karl Rove, pun tak setuju dengan rencana kehadiran dalam kampanye Jeb.

"[Jeb seharusnya bersikap] seperti seorang negarawan dan fokus memberi tahu kebaikan adiknya serta berbagi hasil observasi mengenai persyaratan menjadi presiden selanjutnya," ucap Rove.

Sebelumnya, George memang enggan hadir dalam kampanye sang adik. Ia takut kebijakan perang Irak yang pernah ia ambil dapat memengaruhi aspirasi Jeb.

Jeb juga selalu menghindari pembahasan mengenai invasi di Irak. Jeb bahkan pernah berkata tidak akan mendukung keputusan tersebut jika ia tahu intelijen Saddam Hussein ternyata tak memiliki senjata pemusnah massal. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER