Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan investasi negara milik pemerintah Malaysia, 1Malaysia Development Berhad (1MDB) membantah mengirimkan dana ke rekening bank pribadi Perdana Menteri Najib Razak, dan menuduh media Amerika Serikat,
Wall Street Journal (
WSJ) menulis laporan palsu soal aliran dana itu.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat (19/2), dikutip dari
Channel NewsAsia, 1MDB menyatakan laporan
WSJ soal aliran dana sebesar hampir US$700 juta, atau sekitar Rp9,4 triliun dari 1MDB ke rekening Najib merupakan laporan "palsu" yang "tidak berdasar dan tidak terbukti."
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa pihak berwenang di Malaysia dan berbagai "publikasi internasional terkemuka" telah menegaskan bahwa aliran dana tersebut merupakan sumbangan politik dari keluarga kerajaan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1MDB menyebut bahwa Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) dan Jaksa Agung Malaysia termasuk sejumlah pihak berwenang yang mengkonfirmasi hal tersebut.
Aliran dana ratusan juta dolar ke rekening pribadi Najib pertama kali dilaporkan oleh
WSJ.
Pada Juli lalu,
WSJ pertama kali melaporkan adanya aliran dana ratusan juta dolar ke rekening pribadi Najib, mengutip penyidik yang menyelidiki kasus dugaan korupsi di tubuh 1MDB yang sarat utang itu.
Menurut laporan
WSJ, terdapat lima deposito di dalam rekening Najib dan dua transaksi terbesar, senilai US$620 juta (Rp8,3 triliun) dan US$61 juta (Rp819 miliar), dilakukan pada Maret 2013 selama kampanye pemilu di Malaysia.
Najib kerap kali membantah dirinya melakukan korupsi.
Jaksa Agung Malaysia yang baru, Apandi Ali, menutup semua penyelidikan terhadap Najib, meskipun Komisi Antikorupsi Malaysia merekomendasikan Najib didakwa atas penyalahgunaan pidana.
Najib kini menghadapi tekanan baru setelah sejumlah penyidik internasional mengungkapkan mereka memiliki alasan untuk menyelidiki kasus 1MDB korupsi.
Senin (15/2) lalu, Mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad tengah diselidiki pihak kepolisian atas dugaan pencemaran nama baik Jaksa Agung dalam tulisan di blog miliknya.
Apandi menjabat sebagai jaksa agung setelah Najib memecat jaksa agung sebelumnya hanya beberapa minggu setelah laporan aliran dana tersebut pertama kali mencuat berdasarkan penyelidikan silang sengkarut utang 1MDB oleh
WSJ.
Sejumlah tulisan Mahathir menuduh Apandi melindungi Najib dan menyatakan ragu atas kesediaan Apandi untuk bekerja sama dengan rekannya dalam penyelidikan 1MDB di Swiss.
Pada Juli lalu, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sempat menyebutkan akan menggugat media yang menuduhnya korupsi. Menurutnya, tuduhan yang tidak bisa dibuktikan itu telah berkembang liar dan memicu tekanan dari para oposisi.
Namun hingga saat ini belum ada infomasi terkait gugatan dari Najib atupun pihak berwenang Malaysia lainnya terhadap
WSJ.
(ama)