Serangan AS di Kamp ISIS di Libya Diduga Tewaskan Sandera

Deddy S | CNN Indonesia
Minggu, 21 Feb 2016 02:53 WIB
AS membombardir tempat yang diduga sebagai kamp pelatihan ISIS. Tapi dua warga Serbia yang disandera, diduga ikut jadi korban.
Lokasi yang porak-poranda akibat serangan udara AS di Libya. (CNN Indonesia/Reuters/Sabratha municipality media office/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan udara Amerika Serikat menghantam pusat pelatihan kelompok ISIS di Libya dan menewaskan 49 orang, pada Jumat (19/2) waktu setempat. Di antara korban tewas diduga termasuk dua sandera asal Serbia. 

Kamp pelatihan di Libya itu diduga sebagai tempat melatih pejuang-pejuang ISIS asal Timur Tengah dan Afrika. Di antara mereka adalah pejuang senior bernama Noureddine Chouchane, seorang asal Tunisia. 

Press Secretary Gedung Putih Josh Earnest mengatakan belum bisa dipastikan apakah Chouchane termasuk di antara yang tewas. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chouchane diduga memainkan peranan penting dalam serangan teroris di Tunisia pada tahun lalu, di Museum Bardo, yang menewaskan 23 orang. Begitu juga serangan ke sebuah resor pantai di Sousse yang menewaskan 38 orang. 

Tetapi di antara korban tewas akibat serangan udara itu adalah dua sandera asal Serbia, yang merupakan staf kedutaan besar Serbia. Mereka adalah Sladjana Stankovic, staf bidang komunikasi, dan pengemudi Jovica Stepic. 

Mereka diculik pada November tahun lalu di Sabratah, kata Menteri Luar Negeri Serbia Ivica Dacic, seperti dikutip CNN.

Meski begitu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Serbia mengatakan pemerintahnya masih menunggu konfirmasi resmi mengenai kematian dua warga negaranya itu dari pemerintah Libya. 

Dia mengatakan, Pentagon sudah memberitahu bahwa lokasi spesifik di mana mereka ditahan, telah dibom. Namun juru bicara Pentagon mengatakan belum dipastikan apakah mereka tewas. “Kami masih memeriksa hasil dari serangan itu,” ujarnya. 

Amerika Serikat melakukan serangan udara ke Distrik Al-Qasser di Sabratah, sebuah kota di tepi pantai di barat laut Libya. Kebanyakan penduduk di sini berasal dari Tunisia. 

Jumlah korban yang mencapai 49 orang dikonfirmasi oleh Wali Kota Sabratah Hussain al-Thawadi. Tapi jumlah korban, kata dia, masih bisa bertambah karena diduga masih banyak orang yang tertimbun reruntuhan. Lokasi itu, diduga berisi 60 orang. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER