Lima Nelayan Kamboja Perkosa Dua Turis Perancis di Thailand

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 01 Mar 2016 21:57 WIB
Lima nelayan Kamboja mengaku telah memerkosa serta menyerang empat turis Perancis di pantai terpencil di Thailand.
Ilustrasi. (Thinkstock/Benjamin Howell)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lima nelayan Kamboja mengaku telah memerkosa serta menyerang empat turis Perancis di pantai terpencil di Thailand.

Kepolisian Thailand mengatakan bahwa keempat turis Perancis tersebut diserang pada Sabtu (27/2) malam di Koh Kood, pulau dekat perbatasan maritim Bangkok dengan Phnom Penh yang terkenal dengan hutan dan pantai perawannya.

Menurut keterangan kepolisian, para nelayan berenang dari kapalnya untuk menyerang keempat turis tersebut dan memerkosa dua di antaranya sambil menodongkan pisau. Mereka tertangkap saat berusaha kabur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelima nelayan tersebut akhirnya mengakui aksinya kepada Duta Besar Kamboja untuk Thailand, Eat Sophea.

"Dalam wawancara dengan Duta Besar Kamboja, kelima nelayan mengakui memang terlibat dalam kasus pemerkosaan dan penyerangan. Itu terjadi saat kelima nelayan dalam keadaan mabuk," demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Kamboja yang dikutip Reuters, Selasa (1/3).

Para nelayan tersebut akhirnya diadili dengan tuduhan pemerkosaan dan kekerasan.

Kasus ini bukan kali pertama terjadi di objek wisata Thailand sehingga menimbulkan kecurigaan atas keamanan pariwisata di negara Asia Tenggara ini.

Desember lalu, dua pekerja migran dari Myanmar dinyatakan bersalah oleh pengadilan Thailand atas tuduhan pembunuhan dua turis Inggris di salah satu pantai di Koh Tao pada 2014.

Thailand memang merupakan destinasi wisata yang cukup populer di kawasan Asia. Namun, kepercayaan para pelancong mulai menurun sejak terjadi serangan bom yang menewaskan 20 orang di salah satu kuil Bangkok pada Agustus tahun lalu.

Kendati demikian, pemerintah Thailand masih berharap industri pariwisata negaranya dapat menyedot 32 juta turis. Pariwisata memang merupakan salah satu sektor penopang bagi perekonomian Thailand yang masih merangkak sejak kudeta militer pada 2014 lalu. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER