Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran memulai pembicaraan dengan Arab Saudi untuk mengakhiri perang Yaman. Langkah ini dinilai sebagai upaya yang paling serius untuk menyelesaikan adu kekuatan politik antara Saudi dan Iran di Timur Tengah.
Dua sumber Reuters menyatakan bahwa delegasi dari Houthi tengah berada di Saudi dalam kunjungan pertama sejak konflik meletus antara Houthi dan koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi tahun lalu.
Pembicaraan ini dilaporkan bertepatan dengan jeda pertempuran di perbatasan Saudi-Yaman serta serangan udara koalisi Saudi di ibu kota Sanaa yang dikuasai Houthi.
Menggarisbawahi perpecahan regional ini, wakil kepala staf angkatan bersenjata Iran, Brigjen Masoud Jazayeri mengisyaratkan bahwa Iran dapat mengirim penasihat militer ke Yaman untuk membantu Houthi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam wawancara dengan kantor berita Tasnim, Jazayeri menyarankan Iran bisa mendukung Houthi dengan cara yang sama seperti dukungan mereka terhadap pasukan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Ditanya apakah Iran akan mengirim penasihat militer ke Yaman, seperti yang terjadi di Suriah, Jazayeri mengatakan, "Republik Islam merasa sudah menjadi tugasnya untuk membantu rakyat Yaman dengan cara apapun yang kami bisa, dan di tingkat manapun yang diperlukan."
Saudi menuduh Iran mendukung kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang menentang pemerintahan Abd-Rabbu Mansour Hadi. Keberhasilan Houthi merebut Sanaa dan memaksa Hadi untuk mundur ke Aden dan bahkan sempat melarikan diri ke Riyadh memicu intervensi militer dari Saudi sejak Maret lalu.
Enam ribu tewasPBB melaporkan bahwa hampir 6.000 orang tewas dalam pertempuran Yaman, sementara ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi.
Dua pejabat senior Yaman yang bertugas di dua daerah yang dikuasai Houthi menyatakan kunjungan Houthi ke Saudi mulai Senin (7/3) adalah atas undangan pemerintah Saudi, setelah selama sepekan mempersiapkan pembicaraan ini secara rahasia.
Delegasi Houthi di Saudi dipimpin oleh Mohammed Abdel-Salam, juru bicara utama Houthi 'dan penasihat senior pemimpin Houthi, Abdel-Malek al-Houthi. Abdel-Salam sebelumnya memimpin delegasi Houthi dalam pembicaraan di Oman yang membuka jalan bagi perundingan yang didukung PBB di Swiss tahun lalu.
Hingga saat ini, juru bicara koalisi pimpinan Saudi dan kementerian luar negeri Saudi belum memberikan pernyataan apapun terkait hal ini.
Seperti Suriah, Yaman menjadi ajang perebutan kekuasaan sektarian antara Muslim Sunni yang didukung Saudi dan Syiah yang didukung Iran.
Teheran memandang Houthi sebagai otoritas yang sah di Yaman, tetapi membantah memberikan dukungan material kepada mereka. Houthi mengklaim mereka memperjuangkan revolusi terhadap pemerintahan Hadi yang korup dan para pendukungnya di Teluk Arab.
(ama)