Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi memaparkan bahwa tentara nasional dan pasukan perlawanan rakyat Yaman telah membebaskan lebih dari 85 persen wilayah Yaman dari kendali milisi Houthi dan pasukan yang loyal kepada presiden sebelumnya, Ali Abdullah Saleh.
Dalam wawancara eksklusif dengan media Arab Saudi,
Saudi Gazette, Hadi mengaku bahwa Yaman mungkin akan hancur dalam empat hari dan menjadi negara bagian Iran jika militer Saudi tidak meluncurkan operasi "Badai Dahsyat" untuk membantunya melawan Houthi.
Hadi juga yakin bahwa ibu kota Sanaa, yang kini dikuasai oleh Houthi akan dapat direbut kembali setelah pembebasan kota Taiz dan Hudaidah.
Dalam wawancara itu, Hadi menggambarkan hubungannya dengan Raja Saudi Salman sangat dekat dan kuat. Dia juga menyebut Wakil Mahkota yang merangkap Menteri Pertahanan Saudi, Muhammad Bin Salman, menyediakan semua fasilitas dan bantuan militer yang mereka perlukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadi mengungkapkan bahwa sejumlah warga Iran dan beberapa elemen Hizbullah di Yaman memberikan pelatihan militer kepada milisi Houthi.
Hadi juga memaparkan bahwa warga Iran datang ke Yaman untuk membangun pabrik perakitan rudal Grad untuk para pemberontak.
"Komponen pabrik dikirim dalam kontainer bersama dengan mainan anak-anak. Kami mengetahui dari sebuah dokumen bahwa [komponen itu] tengah dalam perjalanan menuju Saadah, wilayah yang menjadi kubu Houthi," katanya.
Hadi juga menuturkan bahwa Houthi membebaskan seluruh warga Iran yang ditangkap oleh pemerintahanya yang sah, ketika milisi itu merebut Sanaa. "Dua dari warga Iran itu tewas terbunuh," ujarnya.
Hadi juga menuduh presiden sebelumnya, Saleh, melakukan praktik pencucian uang untuk mengumpulkan dana segar. "Saleh juga mengumpulkan uang dari pengusaha," katanya menambahkan.
Hadi juga menuduh Saleh menyembunyikan militan al-Qaidah di Yaman dan menyatakan Saleh menyerahkan kota Abyan ke tangan teroris.
Selain itu, Hadi melanjutkan, keberadaan ISIS di Yaman juga didukung oleh Saleh.
Ditanya soal langkah pertama yang akan dia lakukan ketika berhasil merebut Sanaa, Hadi menyatakan bahwa dia akan memanggil 85 anggota Komite Nasional untuk membahas konstitusi.
Hadi juga menyebutkan bahwa dia akan menyelenggarakan pemilihan umum presiden tetapi tidak akan mencalonkan diri kembali.
Hadi membantah rumor perselisihan antara wakilnya dengan Perdana Menteri Khaled Bahah, namun tak memungkiri mungkin ada perbedaan sudut panjang antara keduanya." katanya.
Dia juga berjanji akan meningkatkan tentaranya yang kini berjumlah 3,7 juta orang. Menurutnya, sebanyak enam juta pemuda Yaman berusia 15-28 tahun akan menjadi basis kuat militer negara itu.
Hadi menyatakan bahwa utusan PBB untuk Yaman, Ismael Ould Al-Shaikah, tidak melakukan banyak upaya untuk menangani konflik yang terjadi. Sementara, utusan yang sebelumnya, Jamal Benomar, berpihak kepada Houthi.
Hadi juga mengungkapkan bahwa dia berhasil selamat dari lima upaya pembunuhan namun menegaskan dia tidak takut.
Konflik Yaman sendiri sejak Maret 2015, menurut catatan PBB sudah menewaskan lebih dari 6.000 orang, melukai 3.000 orang sementara 2,5 juta lainnya terlantar.
(ama/stu)