Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang juru bicara milisi Kurdi Suriah, YPG, menuding Turki memberi akses pengiriman senjata kimia di Kota Aleppo pada Selasa lalu.
Dalam wawancara dengan
RT, Redur Xelil, mengatakan bahwa militan antipemerintah Suriah mengambil keuntungan dari gencatan senjata dengan meluncurkan serangan terhadap area Kurdi di dekat Aleppo di utara Suriah. Penyerang menargetkan sebuah distrik yang dihuni warga sipil. Menurut Xelil, terdapat bau yang tak biasa, asap berwarna kuning, yang mengindikasikan adanya senjata kimia.
“Sumber kami di dalam kelompok pemberontak telah mengonfirmasi bahwa materi beracun telah digunakan. Kami juga memverifikasi informasi bahwa gas sarin telah dikirim kepada mereka [pemberontak] dari Turki. Semua sinyal menunjukkan fakta bahwa faksi ini menggunakan senjata terlarang, namun kami tidak bisa mengakses area peluncuran, yang berada di antara Turki dan pasukan pemberontak,” kata Xelil, seperti dilansir
RT, Kamis (10/3).
Perwakilan Kurdi di parlemen Turki sebelumnya menuding pemerintah Turki menyediakan senjata kimia bagi ISIS dan kelompok jihadis lain di Suriah, yang mereka gunakan untuk melawan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan pada Selasa itu tidak mengakibatkan banyak korban jiwa.
“Serangan ini gagal, namun ini tidak berarti tidak akan ada lagi yang lain. Kami yakin musuh telah mengembangkan senjata mengancung fosforus dan gas sarin.” ujar Xelil.
Bulan lalu, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menuding ISIS menggunakan senjata kimia untuk melawan pasukan Kurdi sepanjang 2015. Pada Rabu kemarin, ISIS dilaporkan meluncurkan serangan kimia baru di desa Kurdi, Zaza, di Irak Utara, mengakitbatkan lebih dari 40 warga sipil mengalami kerusakan paru-paru.
(stu)