Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights mengatakan bahwa komandan militer ISIS masih hidup, namun menderita luka berat.
Pernyataan yang dirilis pada Kamis (10/3) ini menyanggah laporan pejabat AS sebelumnya yang menyebut komandan ISIS itu tewas dalam serangan udara.
Pejabat AS pada Selasa lalu mengatakan bahwa Abu Omar al-Shishani, juga dikenal sebagai Omar si Chechen dan disebut Pentagon sebagai “menteri perang” ISIS, menjadi target serangan dekat kota al-Shadadi di Suriah.
Direktur Observatory, Rami Abdulrahman, mengatakan bahwa Omar terluka parah namun tidak tewas dan telah dibawa ke Raqqa—yang diklaim sebagai ibu kota ISIS di Suriah—untuk perawatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ia tidak mati,” kata Abdulrahman.
Observatory mengatakan mereka mengumpulkan informasi dari semua sisi di konflik Suriah. Namun laporan ini pun tak bisa diverifikasi secara independen.
Lahir di Georgia pada 1986, Omar punya reputasi sebagai penasihat militer pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Serangan udara AS sendiri memang menargetkan Omar, melibatkan jet tempur dan pesawat tanpa awak.
Pentagon percaya Omar dikirim ke Shadadi untuk menyemangati pasukan ISIS setelah mereka mengalami rentetan kekalahan dari koalisi udara pimpinan AS dan pasukan Kurdi di darat.
Seorang petinggi pasukan milisi Kurdi di Suriah, YPG, pada Selada mengatakan ia menerima laporan bahwa Omar telah teas, namun tak punya detail lebih lanjut dan tak bisa mengonfirmasi laporan kematiannya tersebut.
(stu)