Jakarta, CNN Indonesia -- Tak sampai sehari setelah sepakat menerapkan gencatan senjata dengan Arab Saudi di wilayah perbatasan, kelompok pemberontak Houthi dilaporkan melanggar kesepakatan tersebut dengan menebakkan sejumlah roket dari Yaman ke Provinsi al-Tawal, sebelah selatan Saudi.
Stasiun televisi
Al-Arabiya pada Kamis (10/3) melaporkan bahwa sejumlah roket itu diluncurkan pada Rabu (9/3), menewaskan seorang warga Saudi dan melukai tiga orang lainnya, termasuk seorang wanita. Para korban segera dilarikan ke rumah sakit.
Penembakkan roket ini terjadi setelah pasukan koalisi Arab menyatakan sejumlah pemuka suku di Yaman berupaya menciptakan sebuah "keadaan tenang" di wilayah perbatasan dengan Saudi untuk memungkinkan pengiriman bantuan medis ke sejumlah desa di Yaman.
Sementara itu, pasukan koalisi Arab juga meluncurkan serangan baru yang menargetkan sejumlah markas Houthi di ibu kota Sanaa, setelah menghentikan sempat serangan selama lebih dari satu minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Arabiya melaporkan ledakan mengguncang kamp militer Al-Haffa milik Houthi di Sanaa selatan.
Saudi melancarkan serangan udara di Yaman sejak Maret tahun lalu untuk membantu Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi kembali berkuasa setelah terusir dari Sanaa oleh pemberontak Houthi.
Selain menyepakati gencatan senjata, Saudi juga menyepakati pertukaran tahanan dengan Houthi. Kantor berita Saudi,
SPA melaporkan sejumlah mediator suku di Yaman memfasilitasi pembebasan tujuh warga Yaman yang ditahan Saudi untuk ditukarkan dengan seorang letnan Saudi, Kopral Jaber al-Kaabi.
Belum ada laporan apakah pertukaran tahanan antara Saudi dengan Houthi ini berhasil dilakukan.
Pada Selasa (8/3), dua petinggi Houthi menyatakan bahwa perwakilan senior kelompok itu tiba di Saudi untuk melangsungkan pembicaraan damai.
PBB melaporkan bahwa hampir 6.000 orang tewas akibat konflik di Yaman, sementara ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi.
(ama)