DPR RI: Penolakan Israel Justru Membanggakan bagi Indonesia

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Senin, 14 Mar 2016 13:05 WIB
Israel melarang Menlu RI Retno Marsudi memasuki Ramallah, Palestina, untuk membuka konsul kehormatan. Menurut DPR RI hal ini justru membanggakan.
Anggota Komisi Luar Negeri DPR Tantowi Yahya berpendapat, ditolaknya Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Palestina adalah sebuah kebanggaan. (Antara Foto/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi Luar Negeri DPR Tantowi Yahya berpendapat, ditolaknya Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Palestina adalah sebuah kebanggaan. Menurutnya, penolakan itu menunjukkan Israel telah mencermati langkah politik luar negeri Indonesia.

"Konteks ini malah membanggakan. Israel anggap Indonesia terdepan di negara OKI (Organisasi Kerjasama negara-negara Islam) dalam mendorong Negara Palestina," ujar Tantowi Yahya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (14/3).
Dia menilai sikap politik Indonesia dipandang serius Israel. Karenanya, dia mengatakan penolakan tersebut merupakan sesuatu hal yang biasa.

Israel melarang Retno dan delegasi pemerintahan Indonesia memasuki Ramallah di Palestina dengan tidak memberi izin over-flight bagi helikopter Angkatan Udara Yordania yang akan mengangkut rombongan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dengar penolakan itu karena menurut Menlu Israel, Indonesia itu bermain politik satu kaki. Indonesia hanya mau berunding dengan pihak Palestina. Mereka berharap dari kita," katanya.

Karenanya, Legislator Partai Golkar ini mengimbau agar pemerintah Indonesia tidak takut dan menjadikan penolakan sebagai pemicu agar negara OKI sering bertemu untuk mewujudkan solusi dua negara.

Hal serupa disampaikan Wakil Ketua Komisi Luar Negeri DPR Tubagus Hasanudin. Dia meminta pemerintah Indonesia tidak mundur memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

"Penolakan bagian risiko Indonesia. Jangan khawatir dan jangan takut. Mungkin ini bagian dari perlawanan karena sikap Indonesia," kata dia.
Kemarin (13/3), Retno sedianya akan bertemu Perdana Menteri Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri Palestina Dr. Riyadh al-Maliki. Menlu Retno juga akan membuka konsulat kehormatan di Palestina.

Dalam keterangan resminya, Kementerian Luar Negeri menyatakan akibat pelarangan itu, upacara pembukaan konsulat kehormatan itu dilakukan di Amman, Yordania. PM Abbas pun sampai terbang ke Yordania untuk bertemu dengan Menlu Retno.

Secara politis, Indonesia telah mendukung eksistensi negara Palestina pada berbagai forum regional maupun internasional. Indonesia juga memberikan dukungan dana jutaan dollar untuk pembangunan dan pengembangan kapasitas Palestina dalam mempersiapkan kemerdekaannya.
Dikutip dari Haaretz, pelarangan itu diduga lantaran Menteri Retno tak mau berkunjung ke Yerusalem untuk bertemu dengan pejabat Israel. Indonesia dan Israel memang tak punya hubungan diplomatik hingga kini.

Rencana kunjungan Menlu Retno ke Ramallah sudah disebut-sebut saat Konferensi OKI di Jakarta pekan lalu. PM Mahmoud Abbas pun hadir di acara itu dan sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Pada pertemuan itu Presiden sempat menyatakan pemboikotan produk buatan Israel. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER