Dituduh Picu Kekerasan, Stasiun TV Palestina Digeledah Israel

Amanda Puspita Sari/AFP | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Mar 2016 00:58 WIB
Pasukan Israel menggeledah kantor stasiun televisi Palestina, Palestine Today, di Ramallah yang dituduh memicu kekerasan.
Pasukan Israel menggeledah kantor stasiun televisi Palestina di Ramallah yang dituduh memicu kekerasan. (Reuters/Mohamad Torokman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan Israel menggeledah kantor stasiun televisi Palestina di Ramallah yang dituduh memicu kekerasan. Langkah ini dilakukan setelah pemerintah Israel menyetujui sejumlah langkah baru untuk menangani tindak kekerasan yang semakin meningkat.

Badan keamanan Israel, Shin Bet menyatakan stasiun TV Palestine Today didukung oleh kelompok militan Jihad Islam dan telah membantu memicu gelombang kekerasan lima bulan terakhir.

"Saluran [TV ini] menampilkan Islamic Jihad sebagai sarana utama untuk menghasut penduduk di Tepi Barat, menyerukan serangan teror terhadap Israel dan warganya. Hasutan ini disiarkan di stasiun televisi serta Internet," katanya.
Sejak Oktober lalu, gelombang kekerasan antara Israel dan Palestina meningkat dan sudah menewaskan 188 warga Palestina, 28 warga Israel, dua warga Amerika Serikat, seorang waga Eritrea dan Sudan, menurut catatan AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian besar warga Palestina tewas ketika melakukan aksi penikaman, penembakan maupun menabrakkan kendaraannya ke warga atau polisi Israel.

Pada Jumat (4/3) lalu misalnya, seorang warga Palestina menikam seorang pria Yahudi ultra-Ortodoks di Kota Tua Yerusalem dan membuatnya terluka.

Sang penyerang adalah pemuda berusia 18 tahun asal Tepi Barat, yang kemudian ditangkap setelah diburu polisi.
Dalam penggeledahan yang diluncurkan Shin Bet, polisi Israel dan tentara pada saat fajar, pasukan keamanan menangkap manajer kantor, Farooq Aliat, 34, yang berasal dari Bir Zeit, sebelah utara Ramallah.

Shin Bet menyatakan Aliat adalah "seorang militan Jihad Islam yang pernah dipenjarakan di Israel karena aktivitasnya."

Sementara, juru foto Mohammed Amr dan teknisi Shabib Shabib ditahan sebentar kemudian dilepaskan, menurut keterangan dari Serikat Wartawan Palestina.

Usai menggeledah, tentara Israel menempelkan tanda peringatan berbahasa Arab di depan pintu kantor media itu, yang menyatakan kantor itu ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Selain Palestine Today, stasiun TV lainnya yang berkantor di gedung yang sama, Trans Media, juga digeledah petugas dan sejumlah peralatannya disita. 

Stasiun TV itu menyediakan fasilitas untuk beberapa stasiun asing dan lokal, termasuk Palestine Today.

Stasiun yang berbasis di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas itu menyatakan akan terus menyiarkan tayangan ke Tepi Barat yang diduduki Israel melalui pemancar dari Libanon.

Sementara, kelompok Jihad Islam mengecam "agresi Israel terhadap media nasionalis," dan menyebut penggeledahan itu "episode lain dalam saga panjang penindasan oleh pendudukan [Israel]."
Pernyataan serupa juga dilontarkan pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, yang menilai penggeledahan ini menunjukkan "kehendak pemerintah ekstremis Israel untuk membungkam setiap suara Palestina."

Pada Selasa (8/3), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan sejumlah langkah baru, termasuk tindakan keras terhadap penyiar Palestina dan penyelesaian penghalang keamanan yang belum selesai antara Yerusalem dan Tepi Barat.

Dia juga memerintahkan pembatalan izin kerja Israel untuk keluarga penyerang Palestina dan percepatan pembongkaran rumah pelaku kekerasan.

Israel juga telah meningkatkan upaya melawan buruh Palestina yang tidak sah, menangkap lebih dari 400 pekerja dan puluhan pengusaha asal Israel yang memperkerjakan mereka selama dua hari terakhir. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER