Iran Kembali Uji Coba Rudal, Klaim Dapat Mencapai Israel

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2016 00:05 WIB
Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) kembali meluncurkan uji coba dua rudal balistik yang diklaim dapat menghantam Israel.
IRGC mengklaim rudal itu berhasil mengenai targetnya yang berjarak 1.400 km dari lokasi peluncuran. (Reuters/Mahmood Hosseini)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) kembali meluncurkan uji coba dua rudal balistik yang diklaim dapat menghantam Israel. Uji coba serangkaian rudal di beberapa tempat ini dilakukan pada Selasa (8/3) dan Rabu (9/3) yang menuai kritik dari Amerika Serikat.

Rekaman video yang ditanyangkan oleh stasiun televisi milik pemerintah memperlihatkan dua rudal Qadr diluncurkan dari Iran utara. IRGC mengklaim rudal itu berhasil mengenai targetnya yang berjarak 1.400 km dari lokasi peluncuran.

"Alasan kami merancang rudal kami dengan jarak target 2.000 km adalah untuk menghantam musuh kita rezim Zionis dari jarak yang aman," ujar Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, dikutip dari kantor berita ISNA.
Langkah ini semakin menguatkan dugaan rudal Iran akan menargetkan Israel. Pasalnya, titik terdekat di Iran adalah sekitar 1.000 km dari Tel Aviv dan Yerusalem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah kantor berita Iran mengklaim sejumlah rudal yang diuji coba pada Rabu bertuliskan, "Israel harus dihapus dari halaman sejarah" dalam bahasa Ibrani, meskipun tulisan tersebut tidak dapat terlihat dari berbagai foto rudal yang beredar.

Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menilai uji coba rudal Iran menunjukkan permusuhan Iran tidak berubah meskipun Iran telah menyepakati perjanjian pembatasan program nuklir dengan enam negara besar dunia tahun lalu. Selain itu, presiden Iran Hassan Rouhani juga dinilai mulai condong ke Barat.
"Saya menyesal ada beberapa pihak di Barat yang disesatkan oleh kata-kata manis dari sebagian kepemimpinan Iran sementara sebagian lainnya terus untuk mengadakan peralatan dan persenjataan, untuk mempersenjatai kelompok teroris," kata Yaalon.

IRGC memiliki puluhan rudal balistik jarak pendek dan menengah, sehingga Iran diperkirakan memiliki stok rudal terbesar di Timur Tengah. IRGC mengklaim penggunaan rudal hanya bersifat defensif, tidak disertai dengan hulu ledak nuklir konvensional.

Teheran membantah kecaman AS yang menilai uji coba rudal itu merupakan tindakan yang "provokatif", sembari mengutip sejarah panjang intervensi AS di Timur Tengah dan menegaskan hak Iran untuk melindungi diri.
Pada Selasa (8/3), Amerika Serikat menyatakan akan membahas uji coba rudal Iran di Dewan Keamanan PBB yang mengeluarkan resolusi yang melarang Republik Islam Iran mengembangkan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Washington juga telah memberlakukan sejumlah sanksi terhadap bisnis dan individu pada Januari lalu atas uji coba rudal Iran lain pada Oktober 2015. Namun, IRGC menyatakan tidak akan tunduk pada tekanan AS.

"Semakin banyak sanksi dan tekanan dari musuh-musuh kami, semakin kami mengembangkan program rudal kami," kata Hajizadeh di televisi negara.

Uji coba rudal Iran menggarisbawahi keretakan hubungan antara faksi garis keras yang menentang normalisasi dengan Barat dan faksi pemerintah moderat Rouhani yang sedang mencoba menarik investor asing ke Iran. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER