Bahrain Deportasi Warga Libanon Terkait Hizbullah

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 15 Mar 2016 11:05 WIB
Menyusul penetapan Hizbullah sebagai kelompok teror oleh Liga Arab dan negara Teluk,  Bahrain mendeportasi warga Libanon yang terkait Hizbullah.
Penetapan Hizbullah sebagai kelompok teroris oleh Liga Arab dan negara Teluk dikhawatirkan semakin memperdalam ketegangan sektarian Sunni-Syiah di kawasan Timur Tengah. (Reuters/Ali Hashisho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Dalam Negeri Bahrain mengumumkan telah deportasi sejumlah warga negara Libanon yang terkait dengan kelompok Syiah, Hizbullah. Langkah ini dilakukan Bahrain menyusul penetapan Hizbullah sebagai kelompok teroris oleh Dewan Kerja Sama Negara Teluk dan Liga Arab.

Dalam kicauannya di media sosial Twitter, Kemendagri Bahrain menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan "langkah legal yang ketat untuk melawan organisasi, warga negara atau penduduk yang terkait dengan organisasi teroris yang dapat dibuktikan."
"Menampilkan foto, slogan, atau simbol kelompok terori maupun memberikan dukungan financial [kepada mereka] dapat berurusan dengan hukum," bunyi pernyataan Kemendagri Bahrain dalam akun Twitter, @moi_bahrain, Senin (14/3).

Penetapan Hizbullah sebagai kelompok teroris oleh Liga Arab dan negara Teluk dikhawatirkan semakin memperdalam ketegangan sektarian Sunni-Syiah di kawasan Timur Tengah. Di Bahrain, sejumlah pemberontakan dan aksi protes diluncurkan kelompok Syiah terhadap pemerintahan Bahrain yang didominasi Muslim Sunni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini merupakan bagian dari komitmen Bahrain untuk memberantas pendanaan terorisme dan pencucian uang yang terkordinasi dengan seluruh negara Dewan Kerja Sama Teluk," bunyi pernyataan Kemendagri Bahrain.
Menurut laporan Al-Arabiya, sejak kelompok pemberontak Syiah menuntut reformasi lima tahun lalu, puluhan orang diadili dan dijatuhi hukuman penjara oleh pemerintahan Bahrain yang didominasi Muslim Sunni.

Tersangka pemberontak pertama ditangkap di desa Sitra yang didominasi warga Syiah. Polisi menemukan "senjata api dan bahan peledak" di apartemennya, menurut keterangan jaksa Ahmed al-Hammadi.

Dia menyatakan pria itu berencana untuk menggunakan senjata untuk melaksanakan rencana "teroris."
Sementara, dua tersangka lainnya dipenjara karena terlibat kasus yang sama.

Pekan lalu, Bahrain memvonis hukuman seumur hidup kepada tiga orang dan hukuman penjara hingga 15 tahun kepada sejumlah lainnya karena menyerang bus dalam aksi protes di sebuah desa Syiah dua tahun lalu.

Memiliki wilayah yang tak terlalu besar namun strategis, Bahrain terhubung dengan pembangkit tenaga listrik di sebuah penyeberangan yang dibangun Saudi.

Meskipun meluncurkan tindakan keras terhadap aksi pemberontakan tahun 2011 silam, pengunjuk rasa kerap bentrok dengan polisi di sejumlah desa Syiah di luar ibu kota Manama. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER