Diplomat PBB asal Dominika Mengaku Terlibat Suap Rp17,5 M

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2016 10:40 WIB
Francis Lorenzo akan mengaku bersalah telah memfasilitas suap dari pengusaha China untuk mantan presiden Sidang Umum PBB, John Ashe.
Francis Lorenzo akan mengaku bersalah telah memfasilitas suap dari pengusaha China untuk mantan presiden Sidang Umum PBB, John Ashe. (Reuters/Brendan McDermid/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Diplomat PBB asal Republik Dominika akan mengaku bersalah dalam kasus penyuapan yang melibatkan para petinggi PBB dan pengusaha asal China.

Menurut laporan pengadilan, Francis Lorenzo, 48, akan mengikuti pengadilan di Manhattan untuk pembacaan pengakuan. Pengacara Lorenzo mengatakan, mantan wakil dubes Dominika untuk PBB itu akan mengaku telah berkonspirasi dalam penyuapan.

"Duta Besar Lorenzo menyesal dan memilih bertanggung jawab penuh atas partisipasinya dalam tindak kriminal dengan pelaku lainnya," kata Brian Bieber, pengacara Lorenzo.
Lorenzo adalah satu dari enam orang yang didakwa pada Oktober lalu terkait skema penyuapan lebih dari US$1,3 juta atau sekitar Rp17,5 miliar dari beberapa pengusaha China kepada John Ashe, mantan Duta Besar PBB untuk Antigua dan Barbuda, yang juga menjabat presiden Sidang Umum PBB dari 2013 hingga 2014.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari US$500 ribu (Rp6,5 miliar) dari uang suap itu berasal dari Ng Lap Seng, konglomerat real estate dari Macau, yang dibayarkan melalui perantara kepada Ashe agar mendukung pembangunan pusat konferensi PBB di Macau.

Lorenzo disebut memfasilitasi suap ini dengan menerima uang dari Jeff Yin, asisten Ng, untuk diberikan kepada Ashe.

Ashe juga menerima lebih dari US$800 ribu (Rp10,5 miliar) dari seorang pengusaha China untuk mendukung kepentingan mereka di PBB dan Antigua.
Uang suap itu diberikan melalui Sheri Yan, kepala eksekutif Global Sustainability Foundation dan Heidi Hong Piao, direktur keuangan lembaga bantuan bagi ketahanan masyarakat dunia tersebut. Kedua wanita itu mengaku bersalah dalam pengadilan Januari lalu.

Lorenzo yang ditunjuk wakil duta besar PBB untuk Republik Dominika pada 2004, sempat mencoba menghindari hukum dengan menggunakan kekebalan diplomatik.

Namun Hakim Distrik AS Vernon Broderick pada Februari lalu menolak upaya Lorenzo. Pasalnya menurut Broderick, Lorenzo adalah warga naturalisasi AS yang tidak berhak mendapatkan imunitas saat menjadi diplomat.

Selain penyuapan, Lorenzo dalam pengadilan juga akan mengaku bersalah atas kasus pencucian uang dan penggelapan pajak.
Pemerintah AS sebelumnya mengatakan, Lorenzo terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara hanya untuk kasus penyuapan saja. Pengadilan Lorenzo diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan hingga vonis ditetapkan.

Juru bicara PBB mengatakan kasus ini membuka kesempatan untuk memperkuat kepresidenan Sidang Umum. Beberapa pengamat mengatakan, Sidang Umum PBB sangat longgar pengawasannya sehingga rentan pelanggaran. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER