Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin tentara Myanmar, Min Aung Hlaing, turut berbahagia atas terpilihnya orang kepercayaan Aung San Suu Kyi, Htin Kyaw, menjadi presiden baru sekaligus pemimpin sipil pertama selama beberapa dekade belakangan.
"Dengan ini, saya mengumumkan bahwa Tatmadaw [tentara Myanmar] turut bangga atas terpilihnya U Htin Kyaw sebagai Presiden dalam pemilu parlemen dan kami akan terus bekerja sama di segala sektor demi perdamaian, persatuan, dan pembangunan," ujar Hlaing melalui jejaring sosial
Facebook seperti dikutip
Reuters, Rabu (16/3).
Hlaing melansir pernyataan ini hanya berselang beberapa jam setelah parlemen merampungkan proses perhitungan suara.
Dalam pemungutan suara pada Selasa (15/3) ini, parlemen Myanmar memilih presiden dari tiga calon, yaitu dua kandidat yang diusung parlemen, dan satu calon lainnya diajukan oleh militer. Dalam pemerintahan semi-sipil Myanmar, militer masih menguasai seperempat porsi parlemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Kyaw, dua kandidat lainnya adalah Henry Van Thio yang juga merupakan sekutu Suu Kyi dan capres usulan militer, Myint Swe. Pensiunan jenderal tentara Myanmar itu masih masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat.
Dengan porsi besar Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di parlemen usai pemilu November lalu, partai pimpinan Suu Kyi ini berhasil meloloskan Kyaw menjadi presiden. Pejabat parlemen yang melakukan perhitungan mengatakan bahwa Kyaw mendapatkan 360 suara dari total 652 pemilih.
Kyaw merupakan penulis yang sudah menjadi teman Suu Kyi sejak lama. Sebelumnya, NLD memang sudah menyusun siasat untuk meloloskan Kyaw.
"Kami sudah merencanakan untuk memilih Htin Kyaw dan tidak boleh ada kesalahan dalam praktiknya," ujar seorang anggota parlemen dari Partai NLD yang enggan diungkap identitasnya pada Senin (14/3).
Myanmar memang sedang dalam masa transformasi pemerintahan, dari negara yang dikuasai oleh junta militer selama lebih dari setengah abad, kini mulai terbuka terhadap demokrasi. Kendati demikian, militer masih memegang kuasa besar dalam pemerintahan.
Junta militer juga menolak perubahan konstitusi yang dapat menjegal langkah Suu Kyi menjadi presiden. Konstitusi itu mengatur bahwa presiden Myanmar tak boleh memiliki pasangan atau keturunan dengan paspor asing. Anak dan suami Suu Kyi sendiri berkewarganegaraan Inggris.
Tak hilang akal, Suu Kyi pun mengatakan bahwa ia akan menunjuk seorang presiden yang dapat ia atur. Pilihan Suu Kyi akhirnya jatuh ke tangan Kyaw karena sangat percaya terhadap loyalitas teman lamanya itu.
(stu/stu)