Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Demokratik Timor Leste, Primanto Hendrasmoro menyatakan penghargaan kepada Wiji Thukul, yang diterima anaknya, Fitri Nganthi Wani, terjadi dalam sebuah seminar, bukan acara penghargaan khusus. Ia juga menyangkal kabar yang beredar di media sosial bahwa Wiji Thukul diberi penghargaan atas jasanya membantu Timor Leste membuat bom ketika memperjuangkan kemerdekaan.
Dihubungi
CNN Indonesia.com pada Jumat (18/3), Primanto mengaku sebelumnya dia tidak mengetahui adanya acara tersebut. Ketika dihubungi Primanto mengaku tengah berada di Jakarta.
Meski demikian, Primanto memaparkan, dari informasi stafnya di KBRI Dili, penghargaan itu diberikan dalam seminar bertajuk "Memperjuangkan Kedaulatan Maritim Timor Leste" pada Rabu (16/3). Primanto menyatakan bahwa seminar itu membahas hubungan Timor Leste dan Australia yang tengah renggang, karena sengketa batas wilayah kelautan.
Dalam seminar yang dihadiri oleh sejumlah warga negara Indonesia itu, lanjut Primanto, disinggung juga sejumlah pejuang demokrasi Indonesia yang memberikan perhatian terhadap perjuangan Timor Leste meraih kedaulatan, seperti Wiji Thukul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang saya tahu, tidak ada acara penghargaan secara khusus," ujar Primanto.
"Seminar ini mengapresiasi ini pejuang demokrasi indonesia, termasuk Wiji Thukul, yang pada saat perjuangan Timor Leste bersimpati terhadap Timor Leste," ujarnya.
Primanto juga menyebutkan bahwa seminar yang dihadiri mantan perdana menteri dan presiden Timor Leste itu tidak secara khusus digelar untuk memberikan apresiasi kepada aktivis Indonesia.
"[Seminar itu] tidak meng-
highlight seseorang atau siapapun, hanya menyinggung pejuang demokrasi Indonesia yang berkontribusi terhadap perjuangan kedaulatan Timor Leste," ujarnya.
Ketika ditanya mengapa seminar soal batas kelautan menyinggung para aktivis Indonesia, Primanto menyatakan hal itu umum saja terjadi. "Dari sisi sejarah juga para penggiat HAM dan demokrasi Indonesia dekat dengan tokoh Timor Leste," ujarnya.
Sebelumnya, tersebar di media sosial soal kabar bahwa Wiji Thukul diberi penghargaan dalam acara itu karena membantu memasok dan merakit bom untuk Timor Leste. Ia juga disebut tewas di perbatasan oleh anggota ABRI karena dibom. Namun Pimanto mengaku tidak tahu dari mana kabar itu muncul.
"Saya tidak tahu informasinya, di mana-mana disebutkan. Saya sudah bicara dengan Kementerian Pertahanan Timor Leste, tidak ada omongan seperti itu. Saya tidak tahu kalau ada pihak-pihak yang mencetuskannya," ujarnya.
Primanto memaparkan bahwa saat ini hubungan antara Timor Leste dan Australia tengah dalam kondisi yang terburuk selama beberapa tahun. Hal ini dikarenakan kedua negara tidak menemui kesepakatan soal batas maritim.
Wiji Thukul merupakan aktivis demokrasi Indonesia yang turut berupata melawan penindasan rezim Orde Baru. Sejak 1998, Wiji Thukul menghilang dan hingga kini tidak diketahui di mana keberadaannya. Wiji Thukul juga merupakan bagian
dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dahulu mendukung kemerdekaan Timor Leste. (ama)