Al-Qaidah Klaim Serangan di Kilang Minyak Aljazair

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mar 2016 20:04 WIB
Al-Qaidah Afrika Utara mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket berpeluncur granat yang menargetkan kilang gas milik perusahaan asing di Aljazair.
Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Al-Qaidah Afrika Utara mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket berpeluncur granat yang menargetkan kilang gas milik perusahaan asing di Aljazair pada Jumat kemarin.

Serangan itu tidak mengakibatkan korban atau kerusakan namun memaksa otoritas menutup fasilitas milik perusahaan Norwegia, Statoil, dan BP tersebut sebagai pencegahan.
“Operasi ini menghancurkan klaim Anda soal telah mengalahkan terorisme seperti yang Anda gambarkan,” kata kelompok militan itu dalam sebuah pernyataan, ditujukan kepada pemerintah Aljazair dan perusahaan minyak Barat. “Bahkan jika tuan Barat Anda yakin Anda memegang kontrol sebelumnya, bagaimana dengan sekarang?”

Al-Qaidah di Islam Maghrib (AQIM) telah mengklaim beberapa serangan di berbagai lokasi di kawasan itu, termasuk serangan di Pantai Gading pada Ahad lalu yang menewaskan 18 orang—sebagai balas dendam atas serangan Perancis terhadap militan Islam di Sahel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perang melawan militan Islam pada 1990-an, 200 ribu orang telah menjadi korban tewas di Aljazair. Namun negara ini telah menjadi partner penting Barat dalam melawan terorisme. Negara OPEC tersebut juga merupakan pemasok gas utama ke Eropa.

Serangan di negara Afrika Utara itu jarang terjadi sejak perang sipl berakhir, namun AQIM dan militan yang berafiliasi dengan ISIS masih aktid, kebanyakan di wilayah pelosok di selatan dan wilayah pegununan di timur Aljazair.

Infrastruktur mink dan gas Aljazair sebenarnya dijaga ketat oleh militer, terutama sejak serangan militan di kilang gas Amenas, juga dioperasikan oleh BP dan Statoil, menewaskan 40 pekerja. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER