Belmokhtar, Militan di Balik Serangan Mali

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Nov 2015 08:10 WIB
Mokhtar Belmokhtar adalah warga Aljazair yang memimpin aksi pemberontakan di Afrika Utara dan Sahara Afrika yang sempat diberitakan telah tewas.
Mokhtar Belmokthar pemimpin gerakan pemberontakan di Afrika Utara dan Sahara Afrika sebelumnya dinyatakan tewas akibat serangan udara AS di Libya. (TV Reuters)
Bamako, Mali, CNN Indonesia -- Serangan mematikan di hotel mewah Mali yang diklaim oleh dua kelompok radikal Islam menempatkan kembali pemimpin militan veteran bernama Mokhtar Belmokhtar sebagai pusat perhatian setelah beberapa bulan sebelumnya dia dilaporkan telah tewas.

Selama bertahun-tahun Belmokthar, warga Aljazair, merupakan tokoh kunci dalam aksi perlawanan di Afrika Utara dan wilayah perbatasan Sahara. Namun, pada Juni pihak berwajib Libya mengatakan dia tewas akibat serangan udara AS di wilayah negara itu.

Para pejabat AS mengatakan dia merupakan sasaran serangan udara, namun empat hari kemudian kelompok bernama al Qaeda in the Islamic Maghreb, AQIM, membantah dia telah tewas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataan yang diunggah di Twitter pada 19 Juni, kelompok ini mengatakan Belmokhtar “masih hdiup dan dalam keadaan sehat, dia juga berkeliling di wilayah Allah, mendkung sekutu dan melawan para musuh”.

Kelompok pimpinannya Al Mouribatoun mengklaim bertanggung jawab atas serbuan ke hotel Raddison Blu di Bamako, dengan bekerja sama dengan AQIM.

Sebanyak 21 orang dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.

“Sejak lama dia [Belmokhtar] dicari oleh pihak berwajid sejumlah negara dan dia kemungkinan berada di balik sernagan ini,” kata Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian, kepada stasiun televisi TF1 pada Jumat (20/11).

“Al Mourabitoun adalah campuran antara fundamentalis dan penjahat, yang menyelundupkan senjata dan obat terlarang untuk membiayai kegiatannya,” tambahnya.

Seorang sumber pemerintah mengatakan, pemerintah AS juga meyakini kedua kelompok itu berada di balik serangan tersebut.

Satu sumber keamanan mengatakan serangan di Bamako ini bisa mengembalikan perhatian global pada al Kaidah setelah ISIS, yang menguasai wilayah Irak dan Suriah, melancarkan serangan terkoordinasi di Paris pada Jumat (13/11)yang menewaskan 129 orang.

Pecahan al Kaidah

Al Mourabitoun “adala pecahan al Kaidah, yang bersumber pada pemberontakan di Aljazair pada 1990-an… Strategi mereka adalah melancarkan serangan-serangan yang dramatis seperti ini,” ujar Gregory Mann, gurubesar sejarah Afrika Barat dari Universitas Columbia, New York.

Kepemimpinan kelompok ini sebagian besar berasal dari Aljazair dan Mauritania, tetapi tumbuh subur di Mali dan bisa menarik militan dari negara-negara Afrika Barat lain seperti Togo, Burkina Faso dan Ghana.

Kelompok ini melancarkan serangan di satu hotel di kota Sevare pada Agustus yang menewaskan 17 orang termasuk lima staf misi PBB di Mali.
Pasukan keamanan Mali memperlihatkan bendera Islamis yang disebut dibawa oleh pelaku serangan di hotel Mali. (Reuters/Joe Penney)
Pada Maret, kelompok ini mengklaim bertanggung jawab atas satu serangan di restoran di Mali yang menewaskan lima orang, termasuk satu warga Perancis dan satu petugas keamanan asal Belgia.

Seementara itu pada Januari 2013, sejumlah militan yang memiliki hubungan dengan Belmokhtar menyerbu satu fasilitas sumur gas di Sahara, Aljazair. Sebanyak 40 orang pegawai tewas dalam aksi selama empat hari itu.

Kelompoi ini juga dituding bertanggung jawab atas beberapa insiden penculikan warga asing.

Pejuang kelompok Belmokhtar, anggota AQIM dan kelompok lain membentuk aliansi lepas yang berhasil merebut Mali Utara setelah terjadi pemberontakan.

Aliansi militan ini berhasil dikalahkan dalam serangan militer Perancis pada Januari 2013, tetapi mereka terus melakukan serangan sporadis meski terdapat sekitar tiga ribu tentara Perancis di wilayah itu dan juga ribuan tentara penjaga perdamaian di Mali. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER