Jakarta, CNN Indonesia -- Penyidik menyingkirkan opsi terorisme sebagai salah satu sebab jatuhnya pesawat maskapai Flydubai di Rusia, Sabtu lalu. Insiden itu menewaskan seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 62 orang.
Seperti dikutip
CNN, ada tiga kemungkinan yang menjadi penyebab insiden yang menimpa pesawat Boeing 737 itu, dan terorisme tidak termasuk di dalamnya.
Juru bicara penyidik kecelakaan penerbangan Rusia, Oksana Kovrizhnaya mengatakan, ketiga dugaan penyebabnya adalah masalah teknis, cuaca buruk dan human error.
Kovrizhnaya mengatakan penyelidikan bisa memakan waktu setidaknya dua bulan, sesuai dengan hukum di Rusia, namun bisa diperpanjang jika diperlukan. Ahli penerbangan dari Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat juga turut dalam penyelidikan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat dengan nomor penerbangan FZ981 itu rencananya akan mendarat di bandara kota Rostov-on-Don pada pukul 1.20 pagi, 19 Maret. Namun karena angin kencang dan jarak pandang buruk, pilot memutuskan berputar di atas bandara.
Setelah hampir dua jam berputar selama lebih dari 10 kali di atas bandara, pilot memutuskan mendarat. Namun pendaratan berakhir nahas setelah pesawat menabrak landasan dan meledak.
Padahal menurut penyelidikan awal, pilot disarankan untuk mengalihkan pendaratan di bandara lainnya. Selain itu, jumlah bahan bakar di pesawat itu cukup untuk terbang ke bandara lain.
Penyidik yang telah menemukan kotak hitam mengatakan, mereka akan fokus kepada pola penerbangan pesawat yang diambil pilot, lebih dari pada keputusan pilot untuk tidak mendarat di bandara lain.
Sebanyak 55 penumpang tewas dalam peristiwa itu. Sebanyak 44 di antaranya adalah warga Rusia, delapan Ukraina, dua India, dan satu dari Uzbekistan.
Ini adalah kecelakaan pesawat kedua dalam waktu kurang dari enam bulan yang membawa para penumpang Rusia. Sebelumnya pada 31 Oktober lalu, pesawat Metrojet Airbus A321 jatuh di Sinai, Mesir, dalam penerbangan ke St Petersburg. Diduga insiden ini terjadi akibat bom di dalam pesawat.