Istanbul, CNN Indonesia -- Serangan bom bunuh diri yang terjadi di pusat kota Istanbul, Turki, Sabtu (19/3) pagi waktu setempat, menewaskan sedikitnya lima orang. Dua di antara korban tewas adalah warga Israel. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, menyebut pelaku bom bunuh diri berasal dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Ada informasi bahwa serangan bom bunuh diri itu dilakukan oleh anggota ISIS, tapi ini adalah informasi awal, kami masih memeriksa itu,” kata Netanyahu kepada wartawan seperti dilansir
Reuters.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menyatakan bom bunuh tersebut masih akan terus berlanjut di negaranya, yang telah ditargetkan oleh kelompok militan Kurdi dan ISIS dalam beberapa bulan terakhir. Tudingan terhadap ISIS sebagai pelaku sebelumnya pernah dilontarkan oleh Davutoglu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Januari lalu, Davutoglu menyatakan kelompok radikal ISIS berada di balik aksi bom bunuh diri di jantung kota Istanbul yang menewaskan 10 orang dan melukai 15 lainnya. “Seluruh korban tewas dalam ledakan bom bunuh diri itu adalah warga negara asing,” ujar Davutoglu.
Rangkaian serangan bom bunuh diri di Turki akan memunculkan pertanyaan mengenai kemampuan Turki sebagai anggota NATO dalam melindungi diri dari peperangan di negara tetangga Suriah.
Davutoglu menyatakan tekad memerangi aksi terorisme hingga tuntas. Menurutnya, kelompok teroris tidak akan bisa mencapai tujuannya dengan melakukan serangan bom bunuh diri yang mengerikan seperti itu.
"Perjuangan akan terus kami lakukan dengan resolusi dan tekad yang sama sampai terorisme benar-benar berakhir semuanya,” kata Davutoglu dalam pernyataan tertulis.
Turki beberapa bulan terakhir berada dalam status waspada tinggi menyusul ancaman serangan dari kelompok ISIS. Sebelumnya pada Oktober tahun lalu, sedikitnya 100 orang tewas saat bom bunuh diri meledak di Ankara.
Teror ledakan ISIS di Turki terjadi menyusul upaya yang kian gencar dilakukan pemerintah Recep Tayyip Erdogan memberantas ISIS di Suriah.
(obs)