Jakarta, CNN Indonesia -- Militer Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara kembali menembakkan proyektil jarak pendek ke laut di lepas pantai timur, di tengah ketegangan di Semenanjung Korea yang meningkat akibat ambisi Korut atas program nuklir dan roketnya.
Lima proyektil tak dikenal diluncurkan dari wilayah selatan kota Hamhung dan terbang sekitar 200 km pada Senin (21/3). Dalam sebuah pernyataan, Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) melaporkan proyektil itu mencapai perairan timur Korea Utara.
"Korea Utara harus menahan diri dari semua tindakan provokatif, termasuk peluncuran rudal, yang jelas melanggar resolusi PBB," kata Sung Kim, utusan khusus AS untuk Korea Utara di Seoul pada Senin, dikutip dari
Reuters.
Dilaporkan
CNN, mengutip laporan JCS, lima proyektil itu diluncurkan pada Senin dari pukul 3.19 siang hingga 4.05 sore waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, militer Korea Selatan terus melacak dan memantau situasi dan terus berada dalam posisi siap, menyusul meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Penembakan proyektil ini terjadi menyusul sejumlah tindakan agresif Korut beberapa bulan terakhir. Pada Jumat (18/3), Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak menengah ke laut, meskipun negara terisolasi ini telah dijatuhi sanksi yang lebih luas dan keras oleh PBB dan Amerika Serikat, akibat menguji coba nuklir pada awal Januari dan meluncurkan roket satelit pada awal Februari lalu.
Sejak awal Februari, Korut telah menembakkan 15 proyektil dalam empat kesempatan berbeda. Pada Kamis (3/3) Korea Utara dilaporkan menembakkan sejumlah proyektil jarak pendek ke laut hanya beberapa jam setelah Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk menjatuhkan sanksi baru yang lebih keras kepada negara terisolasi itu.
Tindakan agresif diluncurkan Korut di tengah latihan militer gabungan Korsel-AS yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini, latihan militer ini diikuti oleh 300 ribu tentara Korsel dan setidaknya 17 ribu personel militer AS. Korut mengecam latihan militer itu dan menilainya sebagai upaya persiapan perang.
Korut kerap menembakkan proyektil setiap kali Korsel dan AS mengadakan latihan militer bersama. Pada 2014 saja, Korut meluncurkan 90 rudal balistik dan roket dalam delapan kesempatan berbeda, menurut catatan Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada 2015.
Pekan lalu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengancam bahwa negaranya akan segera menguji hulu ledak nuklir, dan rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Uji coba semacam itu merupakan pelanggaran langsung resolusi PBB yang didukung oleh sekutu Pyongyang, China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying menyatakan "sangat prihatin" tentang situasi di semenanjung Korea.
"Kami berharap Korea Utara tidak melakukan apa pun untuk melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Kami juga berharap semua pihak dapat tetap tenang dan menahan diri, dan menghindari apa pun yang dapat memperburuk konfrontasi atau ketegangan," katanya dalam konferensi pers harian.
(ama)