Jakarta, CNN Indonesia -- Laporan terbaru PBB menunjukkan bahwa pengiriman bantuan kesehatan dan makanan dari PBB dan mitranya tersalurkan kepada 150 ribu warga yang tinggal di pelosok Suriah yang terkepung karena perang saudara.
Dilaporkan
Al-Arabiya, mengutip laporan bulanan PBB yang dirilis pada Selasa (29/3), konvoi PBB berhasil mengirimkan bantuan ke 10 dari 18 daerah yang sulit dijangkau karena terkepung, usai gencatan sejata yang diberlakukan sejak 27 Februari lalu.
Sebagai perbandingan, pada 2015 kurang dari satu persen wilayah yang terkepung mendapatkan bantuan makanan, menurut catatan kantor kemanusian PBB.
PBB memperkirakan terdapat sekitar 487 ribu warga yang tinggal di daerah terkepung dan lebih dari empat juta lainnya tinggal di daerah yang sulit dijangkau. Laporan terbaru ini mencakup dari bulan Februari hingga awal Maret.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun gencatan senjata sangat rentan dilanggar karena terdapat sejumlah laporan kekerasan termasuk serangan udara dan darat, laporan PBB itu menunjukkan penyaluran bantuan untuk mereka yang membutuhkan lebih sulit dari sebelumnya.
"Serangan udara dan darat yang tidak proporsional yang dilakukan pasukan pemerintah dan didukung oleh sekutu, serta penembakkan tanpa pandang bulu oleh kelompok oposisi non-negara dan kelompok-kelompok teroris yang terus membunuh, melukai dan mengusir warga sipil," bunyi laporan itu.
Bahkan dengan peningkatan akses bantuan, pengiriman bantuan ke daerah-daerah yang terkepung seperti Madayya dan Darayya sering diblokir oleh militan walaupun sudah banyak kasus gizi buruk, bunyi laporan itu.
"Sekitar 80 ribu perawatan medis dilarang atau dihapuskan dari konvoi kemanusiaan ke daerah-daerah yang terkepung selama masa pelaporan," katanya.
Laporan ini juga menemukan bahwa sebelum gencatan senjata kekerasan tersebar luas, "tanpa pandang bulu dan tidak proporsional" pemboman udara dan serangan darat terhadap warga sipil dilakukan oleh pasukan pemerintah, kelompok oposisi, ISIS dan al-Nusra.
Setidaknya 470 orang tewas dan ratusan lainnya terluka selama masa pelaporan, menurut Komisi HAM PBB.
Lebih dari 250 ribu warga Suriah tewas dan jutaan lainnya diusir paksa dari tempat tinggal mereka selama masa konflik, menurut PBB.
Perundingan perdamaian antara Pemerintah Suriah dan delegasi oposisi akan dilanjutkan pada 9 April mendatang. Sejauh ini terdapat kemajuan dalam pembahasan rencana Dewan Keamanan PBB untuk transisi politik dari pemerintah Presiden Bashar Assad.
(ama)