Jakarta, CNN Indonesia -- Kandidat kuat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump mengoreksi komentarnya soal praktik aborsi setelah menerima kritikan tajam dari berbagai pihak pekan ini.
Dalam wawancaranya dengan
MSNBC pada Rabu (30/3) Trump awalnya menyatakan bahwa wanita yang melakukan praktik aborsi seharusnya diganjar hukuman, jika nantinya praktik aborsi dilarang di AS.
Komentar ini terlontar ketika penyiar
MSNBC, Chris Matthews menekan Trump untuk memilih, "Ya" atau "Tidak" terhadap pertanyaan, "haruskah mereka yang aborsi dihukum?"
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus ada semacam hukuman," kata Trump menjawab pertanyaan itu, dikutip dari
CNN.
Matthews kemudian lanjut bertanya, "Hukuman untuk sang wanita?"
Trump menjawab, "Ya."
Dalam wawancara itu, Trump enggan merinci bagaimana wanita yang melakukan aborsi ilegal harus menghadapi hukuman.
Sontak, komentar Trump itu memicu kecaman secara luas dari para rivalnya, kelompok pendukung aborsi dan bahkan dari sejumlah kelompok antiaborsi.
Trump akhirnya merilis pernyataan yang menyatakan bahwa wanita yang melakukan praktik aborsi merupakan korban, sementara dokter yang melakukan praktik itu harus bertanggung jawab dan menerima hukuman.
"Jika Kongres meloloskan kebijakan untuk menetapkan aborsi sebagai praktik ilegal, dan pengadilan federal tunduk terhadap kebijakan ini, serta negara bagian dapat melarang aborsi menurut hukum federal dan negara, maka dokter atau orang lain yang yang melakukan tindakan ilegal ini terhadap seorang wanita akan diminta bertanggung jawab di mata hukum, dan bukan sang wanita," kata Trump dalam pernyataannya.
"Wanita adalah korban dalam kasus ini, sebagaimana kehidupan dalam rahimnya. Posisi saya tidak berubah, seperti Ronald Reagan, saya pro-kehidupan, dengan beberapa pengecualian," ujar Trump.
Aborsi telah lama menjadi isu kontroversial dalam politik Amerika, meskipun prosedur aborsi telah disahkan oleh Mahkamah Agung lebih dari 40 tahun lalu.
Para politisi konservatif umumnya menentang praktik aborsi.
Kelompok antiaborsi menyatakan komentar Trump bertentangan dengan sikap mereka. "Dalam semua posisi Konferensi Uskup Katolik AS soal aborsi, tidak ada yang menyerukan hukuman bagi wanita yang pernah melakukan aborsi," kata Don Clemmer, juru bicara kelompok antiaborsi.
Sementara, rival Trump, John Kasich yang menentang aborsi kecuali dalam kasus-kasus tertentu seperti pemerkosaan, menyatakan, "Tentu saja, perempuan tidak boleh dihukum."
Sementara, rival Trump lainnya, Senator Texas, Ted Cruz menyatakan Trump tidak berpikir luas tentang masalah ini. "Yang terlalu sering diabaikan adalah bahwa berpandangan pro-kehidupan bukan hanya soal anak yang belum lahir, namun juga soal sang ibu," kata Cruz.
(ama)