Adik PM Malaysia Menyesal Distribusikan Dana Rp92 M

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 01 Apr 2016 13:48 WIB
Adik Perdana Menteri Malaysia, Nazir Razak mengaku menyesal membantu mendistribusikan hampir US$7 juta kepada sejumlah politisi menjelang pemilu 2013.
Adik Perdana Menteri Malaysia, Nazir Razak mengaku menyesal membantu mendistribusikan hampir US$7 juta kepada sejumlah politisi menjelang pemilu 2013. (Instagram/@nazir.razak)
Jakarta, CNN Indonesia -- Adik Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sekaligus Ketua CIMB Group Holdings, Nazir Razak mengaku menyesal membantu mendistribusikan hampir US$7 juta  (Rp92 miliar) dari Najib kepada sejumlah politisi menjelang pemilihan umum Malaysia 2013.

Dalam akun Instagram miliknya, Nazir menyatakan dia mengerti kehebohan terkait dugaan korupsi Najib yang melibatkan dirinya dan "berharap saya tidak [membantu mendistribusikan dana]. Menjelang pemilu 2013 saya diminta oleh kakak saya/ketua partai untuk membantu menyampaikan uang tunai kepada para mesin partai."

"Saya berasumsi dan percaya, dengan itikad baik, bahwa dana ini berasal dari dana politik yang sah. Seluruh dana telah didistribusikan, dan tidak satu sen pun saya ambil," kata Nazir, dikutip dari Channel NewsAsia, Jumat (1/4).
Dalam laporan terbaru Wall Street Journal (WSJ), Nazir mengaku menerima US$7 juta dari Najib untuk kemudian dibagikan kepada sejumlah politisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nazir memaparkan bahwa uang itu dicairkan oleh staf bank CIMB untuk para politisi dari partai yang berkuasa sesuai dengan petunjuk dari pimpinan partai.

Nazir yakin uang itu berasal "dari sumbangan yang ia bantu kumpulkan dari perusahaan Malaysia dan individu untuk pemilu," menurut laporan WSJ. Tak jelas apakah 'ia' dalam laporan WSJ itu merujuk kepada Najib atau Nazir.
"Saya tidak tahu sama sekali bahwa dana tersebut mungkin berasal dari sumber lain," kata Nazir dalam sebuah pernyataan yang dikutip WSJ.

"Seluruh dana dicairkan dan diberikan ke sejumlah penerima sesuai dengan petunjuk dari presiden partai, dan rekening itu ditutup dengan saldo nol," ujarnya.

Sejak dilaporkan terdapat aliran dana sekitar US$700 juta ke rekening bank pribadinya menjelang pemilihan umum 2013, Najib terus menerima tuduhan korupsi.
Aliran dana itu ditetapkan Jaksa Agung Malaysia sebagai sumbangan politik dari keluarga kerajaan Saudi. Najib pun dibebaskan dari segala tuduhan.

Najib juga bersikeras dia tidak melakukan pelanggaran, dan mengklaim bahwa dia tidak memakai uang itu untuk keperluan pribadi.

Sejak tersangkut kasus korupsi, sejumlah laporan penyelidikan menemukan aliran dana ke lima rekening pribadi milik Najib antara tahun 2011 hingga 2015, dengan total lebih dari US$1 miliar (Rp13 triliun). (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER