Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang petinggi kelompok militan Suriah, Jabhat al-Nusra, tewas dalam serangan drone AS di Idlib.
Kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights yang mengumpulkan data soal konflik Suriah lewat jaringan sumber lapangan, mengonfirmasi laporan bahwa seorang pemimpin militan Suriah bersama beberapa orangnya tewas dalam serangan drone AS pada Minggu (3/4).
“Syekh itu sedang bersama anaknya dan beberapa kawannya,” kata seorang sumber pemberontak.
Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya mengetahui laporan soal kematian Abu Firas, petinggi Nusra, namun tak punya informasi lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasukan koalisi pimpinan AS sebelumnya sudah pernah menargetkan pemimpin Nusra di Suriah.
Sumber pemberontak Islam mengatakan bahwa Abu Firas adalah salah satu pendiri Nusra yang berperang di Afghanistan pada 1980-an.
Ia pernah bekerja dengan pemimpin al-Qaidah, Osama bin Laden, demi menarik dukungan di antara gerakan Taliban di Afghanistan.
Abu Firas tadinya merupakan anggota militer Suriah pada 1970-an, namun dipecat karena kecenderungan Islamisnya. Ia memiliki peran penting dalam melatih jihadis Muslim Sunni yang datang dari negara-negara Arab untuk memerangi Rusia di Afghanistan.
Abu Firas disebut memiliki banyak pengikut di kelompok garis keras. Ia berasal dari Madaya, dekat Damaskus, dan merupakan oposisi kuat dari kelompok ISIS.
Sementara itu, gencatan senjata sedang berjalan di Suriah selama lebih dari sebulan, meski tidak melibatkan ISIS dan Jabhat al-Nusra.
(stu)