Bankir Inggris Dirikan Perusahaan yang Danai Nuklir Korut

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 06 Apr 2016 19:20 WIB
Bankir Inggris mendirikan perusahaan offshore yang diduga digunakan oleh Korea Utara untuk mendanai program nuklir Korut dan menjual senjata.
Bankir Inggris mendirikan perusahaan offshore yang diduga digunakan oleh Korea Utara untuk mendanai program nuklir Korut dan menjual senjata. (Reuters/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang bankir Inggris yang pernah tinggal di Korea Utara selama dua dekade mendirikan perusahaan offshore yang diduga digunakan oleh negara yang terisolasi itu untuk mendanai program nuklir dan menjual senjata.

Dilaporkan The Guardian, mengutip Panama Papers, bankir bernama Nigel Cowie, yang fasih berbahasa China dan Korea, merupakan tokoh di balik DCB Finance Limited, salah satu perusahaan cangkang Pyongyang yang teregistrasi di British Virgin Islands.

Cowie mengatakan DCB Finance melakukan praktik bisnis dengan legal dan tidak mengetahui akan adanya transaksi yang melanggar hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum pindah ke Korea Utara, Cowie pernah bekerja untuk HSBC di Hong Kong. Ia pindah ke Korea Utara pada 1995 ketika Kim Jong Il berkuasa, dan menjabat sebagai kepala bank asing pertama di Korut, Daedong Credit Bank. Awalnya beroperasi dari sebuah hotel Pyongyang bobrok dengan hanya memiliki tiga staf, Cowie memimpin konsorsium yang pada 2006 membeli 70% saham di bank tersebut.
Beralamat di Pyongyang International House of Culture, dia mendaftarkan DCB Finance Limited, cabang dari bank tersebut di British Virgin Islands pada musim panas 2006, dengan seorang pejabat senior Korea Utara, Kim Chol-sam.

Firma hukum Panama Mossack Fonseca mendirikan perusahaan tersebut, meskipun Korea Utara merupakan negara destinasi yang berisiko tinggi.

Perusahaan itu didirikan pada bulan Juli tahun itu, di saat yang sama ketika Kim Jong-il melanggar sanksi dari AS dengan menembakkan tujuh rudal balistik. Pada Oktober, Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklirnya yang pertama yang berujung dengan ledakan bawah tanah.

Sejumlah langkah Korut ini berujung pada pembekuan pembekuan aset dan larangan perjalanan serta perdagangan.

Pada 2013, AS menjatuhkan sanksi kepada Daedong dan perusahaan cangkang milik Cowie, DCB, serta kepada Kim Chol-sam. AS menduga bank itu menyediakan "bantuan keuangan" ke diler senjata utama Korut, Korea Development Mining Corporation, dan cabang keuangannya, Tanchon Commercial Bank, yang dikenakan sanksi untuk "peran sentral mereka mendukung program nuklir dan rudal balistik Korea Utara yang dilarang."
Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa sejak "setidaknya 2006, Daedong Credit Bank telah menggunakan perusahaan cangkangnya, DCB Finance Limited, untuk melakukan transaksi keuangan internasional sebagai sarana untuk menghindari pemeriksaan oleh lembaga keuangan yang menghindari berbisnis dengan Korea Utara".

Kim diduga memfasilitasi transaksi senilai ratusan ribu dolar dan mengelola jutaan dolar dalam sejumlah rekening bank yang terkait dengan Korea Utara.

Panama Papers mengungkapkan Mossack Fonseca gagal melihat perusahaan Cowie terkait dengan Korea Utara, meskipun dia memberikan alamatnya di sana. Cowie juga menggunakan Mossack Fonseca untuk mendaftarkan perusahaan lain, Phoenix Commercial Ventures Limited. Dalam usaha patungan dengan kementerian budaya Korut, perusahaan itu membuat CD dan pemutar DVD.

Barulah pada 2010 Mossack Fonseca menyadari perusahaan itu berurusan dengan entitas Korea Utara, dan mengundurkan diri sebagai agen. Penemuan ini terjadi setelah firma hukum itu mendapat surat dari Badan Investigasi Keuangan British Virgin Islands yang meminta rincian dari perusahaan Cowie.
Tahun berikutnya, Cowie menjual sahamnya di bank kepada sebuah konsorsium di China.

Panama Papers juga mengungkapkan percakapan email antara kantor Mossack Fonseca di British Virgin Islands dan kantor pusatnya di Panama. Pada 2013, pejabat perusahaan itu mengakui bahwa alamat Cowie di Korea Utara "seharusnya diberi peringatan merah."

Dia menulis, "Ini bukan situasi yang ideal untuk merilis surat yang menyoroti inefisiensi Mossack Fonseca di BVI (British Virgin Islands)."

Sanksi AS terhadap DCB dikeluarkan pada Juni 2013, namun surat itu menyebut periode dari 2006, ketika Cowie memimpin Daedong. Cowie menjawab bahwa ia telah meninggalkan dunia perbankan pada 2011 untuk berfokus pada sektor bisnis lainnya. (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER