Suu Kyi Bebaskan 113 Tapol, Namun Penjarakan Dua Muslim

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Sabtu, 09 Apr 2016 15:15 WIB
Ratusan tahanan politik dibebaskan oleh pemerintah Aung San Suu Kyi, namun di hari yang sama dua tahanan politik Muslim dipenjara.
Ratusan tahanan politik dibebaskan oleh pemerintah Aung San Suu Kyi, namun di hari yang sama dua tahanan politik Muslim dipenjara. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah baru Myanmar yang dipimpin partai Aung San Suu Kyi, membebaskan lebih dari 100 tahanan politik. Namun ada dua orang tahanan yang masih mendekam di penjara

Menurut media pemerintah Myanmar, Global New Light, Sabtu (9/4), ada 113 tahanan politik yang dibebaskan dari penjara di seluruh Myanmar.

Pembebasan ini dilakukan atas perintah amnesti dari Presiden Htin Kyaw jelang Tahun Baru Myanmar. Suu Kyi disebut sebagai pemimpin bayangan Myanmar setelah partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, memenangkan pemilu tahun lalu.
Reuters menuliskan, saat ini diperkirakan ada 47 tahanan politik yang masih mendekam di penjara. Sementara ada 298 orang lainnya yang bebas dengan jaminan sementara menunggu proses pengadilan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Myanmar mengatakan tengah mempersiapkan pembebasan 100 orang lainnya yang masuk dalam kategori tahanan politik.

Keputusan pemerintah Suu Kyi ini menuai pujian dari organisasi HAM. Namun ada sebuah catatan yang dikutip Washington Post, yaitu pengabaian terhadap dua tahanan Muslim yang divonis dua tahun kerja paksa di hari yang sama saat lebih dari 100 tapol dibebaskan pada Jumat (8/4) karena dianggap melakukan kontak dengan kelompok pemberontak Tentara Kemerdekaan Kachin.

Keduanya yang divonis di Mandalay itu adalah Zaw Zaw Latt dan Pwint Phyu Latt. Sebelumnya Februari lalu keduanya telah divonis dua tahun penjara karena pelanggaran imigrasi.
Keduanya yang merupakan anggota kelompok antar-agama membantah terlibat gerakan separatisme Kachin di utara Myanmar. Mereka mengaku mereka saat itu tengah mencari cara membantu para pengungsi yang terdampak konflik Kachin dan Myanmar.

Kedua orang ini adalah Muslim, kelompok minoritas yang mendapatkan tekanan dan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir.

Suu Kyi sebelumnya dikritik karena dianggap membisu jika sudah bicara soal nasib warga Muslim Myanmar, terutama kelompok Rohingya yang menjadi sasaran kekerasan. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER